Kebahagiaan Fathimah Az-Zahrah di bulan Ramadhan
Orang tua mana yang tak bahagia bila melihat anaknya bahagia. Orang tua mana tega melihat anaknya sedih. Tak ada. Lain halnya bagi orang tua berhati "dajjal" jangankan sedih melihat anaknya bahagia bahkan ada yang tega menghabisi nyawa sang anak karena dirayu bisikan ghaib setan yang merupakan musuh nyata bagi sang hamba.
Alhamdulillah, hingga saat ini dan insyaallah hingga menutup mata melihat dan mencoba sekuat tenaga untuk membahagiakan sang anak. Tidak diberi harta dan kemauan liar yang dimintanya sebagai ukuran bahagia. Bukan tipikal keluarga kami. Menurutku, salah satu model atau bentuk kebahagiaan yang Aku berikan adalah dengan menuliskan penggalan kisah singkat perjalanan hidup sang anak yang pada hari Sabtu, 23 Maret 2024 berulang tahun ke - 19 tahun. Aku ingat pesannya saat Aku ucapkan happy birthdays my son. "Pa, jangan lupa tulis kisah Zahrah ya seperti Bang Sastrajendra," pesannya dengan penuh harap
Sebelum Zahrah bermohon untuk cerita tentang dirinya, Aku sudah mempunyai rencana menyelesaikan cerita sebagai hadiah ulang tahunnya. Aku maklum lewat tulisan melupakan rasa bahagia karena pada detik ini Aku tidak berkumpul dengannya. Fathimah di Medan dan Aku di Negeri Pantun Raja Ali Haji Fisabilillah, Kota Tanjungpinang dalam situasi berdinas mengabdi kepada bangsa dan negara Indonesia tercinta. Mari ikuti kisahnya;
Bersama Fathimah Az-Zahrah Husni
Rabu, 23 Maret 2005 menjadi hari bahagia Aku beserta keluarga. Hari itu sang istri sudah merasakan detik-detik akan melahirkan. Ini merupakan kehamilan istriku yang ketiga. Anak pertama tahun 2000 (perempuan), Anak kedua (laki-laki) tahun 2002 dan anak ketiga kata penglihatan ilmu kedokteran akan lahir perempuan lagi.
Tahun 2005 Aku bertugas sebagai Keprimkopal Lantamal I Belawan. Sebagai Ketua Koperasi terdukung kendaraan roda empat merk Panther. Mobil agak tua yang menjadi teman kemana saja Aku pergi. Dan, dengan mobil ini Aku bisa mahir membawa mobil membelah arus lalulintas penuh warna di kota Medan. Dan mobil inilah yang membawa istriku ke rumah persalinan Klinik Bidan Kartini di Kampung Selebes, Kota Belawan.
Aku berangkat ke Klinik Bidan Kartini sekitar pukul 09.30 WIB. Seluruh perlengkapan persalinan sudah lengkap. Untuk mempercepat tujuan maka Aku masuk Tol Belmera. Sekitar 15 menit Aku sudah tiba ditujuan. Aku terus mendampingi sang istri. Kehendak Allah sebelum waktu dhuhur anak ketigaku lahir dengan normal. Aku menunggu disamping untuk memberikan semangat. Sang Ibu dan anak sehat dan selamat. Rasa bahagia semuanya tak terbendung. Raihan dan Sastrajendra punya adik baru untuk melengkapi kebahagian. Anak ketigaku lahir di siang hari makanya kulitnya putih. Kalau Aku lahir dinihari makanya kulit hitam manis..Hehehe.
Alhamdulillah Aku sudah mempersiapkan nama. Nama yang sangat bagus dan baik. Nama seperti anak Rasulullah SAW, yaitu Fathimah Az-Zahrah Husni. Harapannya mempunyai akhlak dan kemuliaan seperti anak Rasulullah SAW. Oh iya, sejenak Aku ceritakan mengapa nama ini Aku tabalkan. Aku sempat bertanya kepada Ibunda di Aceh. Sang Ibu menawarkan nama Fathimah Az-Zahrah. Aku mencari nama dengan mohon berkenan adik latingku di TNI AL, Lettu Laut (KH) Harun Al-Rasyid, S.Ag (Kini berpangkat Kolonel). Aku melihat sisun yang satu ini selain taat beribadah juga mempunyai budi pekerti yang baik serta pemahaman agama yang luas. Pilihanku tak salah karena beliau juga punya pondok pesantren yang dikelola dan diawasi. Hasil ikhtiar beliau memberikan dua nama yaitu Fathimah Az-Zahrah dan Rabi'ah Al-Adawiyyah. Dua nama yang bagus. Fathimah Az-Zahrah adalah anak Nabi Muhammad SAW dan Rabi'ah Al-Adawiyyah merupakan seorang sufi wanita yang dikenal karena kesucian dan kecintaannya terhadap Allah. Akhirnya setelah rembuk saran dengan istri maka kami putuskan nama yang diberi adalah Fathimah Az-Zahrah Husni.
Zahrah kecil saat belajar dan berpakaian tari di TK
Rasa bahagia terus berlanjut. Az-Zahrah tumbuh menjadi balita sempurna. Putih dan cantik parasnya. Namun sekali waktu keras dan teguh akan prinsipnya. Seperti kakak dan abangnya sekolah awal yang di tempuh di TK Hang Tuah 2 milik Yayasan Hang Tuah yang terletak didalam komplek. Belajar dan bermain saat di TK tidak membuat semangat belajar pudar. Zahrah kecil bisa mengikuti materi sekolah. Sekolah di TK tidak terlalu lama, setahun pun tak sampai kemudian dengan usia sangat muda melanjutkan tingkat Sekolah Dasar (SD). Awalnya tidak berkenan menerima. Namun setelah diskusi pihak sekolah diterima da menyesuaikan dengan murid lainnya. Setiap pagi diantar menggunakan sepeda motor mer Suzuki Shogun. Beberapa kegiatan diikuti Zahra kecil seperti kegiatan penampilan seni dan tarian yang saat itu disukainya. Pernah suatu hari penampilan seni tari di luar sekolah maka harus diantar sama orang tua. Saat itu Aku mengantar dengan mobil tua Sedan Holden Gemini produksi tahun 1983. Mobil tua dan kuat serta nikmat mengendarainya. Kuatnya mobil ini daya tahan keluar kota Dumai ke Medan, Medan ke Aceh dengan rute Gunung Seulawah mampu di taklukkan. Mau tahu kuat untuk diduduki yaitu pernah tiga orang anakku duduk di atas kap mobil dan tidak ada kap mobil penutup mesin yang penyok. Mobil dengan nomor plat BK 810 HO sangat dikenal dengan sebutan Sastrajendra. Ya, nama anak bujangku satu-satunya di buatkan stiker nama di kaca belakang. Sekarang Mobil itu sudah lama beralih ke orang lain. Sudah Aku jual walau dengan hati berat.
Zahrah kecil saat main di SD bang Sastrajendra
Oh iya, jika waktu luang Zahrah kecil menghilang dan tiba-tiba sudah bersama abangnya yang di SD Hang Tuah 2. Kebetulan saling bertetangga antara SD dengan TK. Zahrah kecil memang mengemaskan, lihat saja saat bergaya dengan pakaian untuk penampilan seni. Ingin rasanya kita cubit mesra di pipinya yang bulat dan tembem.
Zahrah kecil telah menyelesaikan Sekolah TK. Tidak lama hampir setahun. Bosan terlalu lama di TK pernah disampaikan. Kemudian lanjut ke Sekolah Dasar (SD), tepatnya SD Swasta Hang Tuah 2 seperti Kakak dan Abangnya. Bermodalkan usia sangat muda Zahrah awalnya tidak diterima sesuai aturan yang berlaku. Usia enam tahun saja belum sampai ingin sekolah SD. Lokasi SD tersebut dekat rumah karena dibangun di area kompleks TNI AL. Setelah lobi tingkat dewa Akhirnya Zahrah diterima di sekolah tersebut.
Fathimah Az-Zahrah saat di Sekolah Dasar
Selama enam tahun materi pelajaran sekolah mampu diikuti. Bahkan kemampuan dirinya menempatkan posisinya didalam kelas tidak keluar dari empat besar. Bagiku yang penting sekolah. Persoalan rangking tidak terlalu menjadi persoalan serius. Namun takut juga anak-anak dengan mama nya jika disekolah tidak rangking kelas dan asal-asalan sekolahnya. Bisa kena ceramah hingga durasi 2 SKS. Hahaha. Di sekolahan untuk kaum laki-laki Zahrah kecil ditakuti karena pada saat di ganggu pastilah dikejar hingga butir keringat terakhir yang mengganggunya kena tonjokan sakti. Saat itu Zahrah menggunakan falsafah ringan "Aku tidak mengganggu tapi jangan Aku diganggu. Engkau jual Aku beli" Sangat pemberani. Wajah manis dan cantik namun seketika bisa berubah layaknya Pahlawan Nasional dari Aceh Laksamana Malahayati pemberani ketika menghancurkan pasukan musuh Belanda yang berhasrat menjajah Aceh Tanoh Seurambi Makkah.
Waktu terus bergulir. Tak ada yang mampu menghalangi waktu meninggalkan kita. Kisah lama tinggal kenangan. Demikian juga dengan Zahrah kecil, selama enam tahun tuntaskan menempuh pendidikan di SD sejak 2010 - 2016.
Enam tahun bukan waktu singkat. Panjang lho. Kini Zahrah kecil akan melangkah lebih tinggi lagi menempuh pendidikan. Aku berkeinginan masukkan anak gadisku ke jalur agama, ya, Pondok Pesantren sebagai jalur mencari ilmu agama dan sekaligus mendapatkan keberkaha. Alhamdulillah, sang bidadariku berkenan melanjutkan pendidikan ke Ponpes.
Aku dan istri bahagia melihat antusias salah seorang anakku mau sekolah ke Ponpes. Pilihanku jatuh hati ke Pondok Pesantren Ar-Raudlatul Hasanah Medan. Lokasi Ponpes jl. Jamin Ginting KM. 11 Paya Bundung/Jl. Setia Budi Kel. Simpang Selayang Kec. Medan Tuntungan kota Medan. Aku putuskan Zahrah kecil mendaftar setelah berbicara serius sama istri dengan terlebih dahulu membaca Visi dan Misi Ponpes. Adapun visi Ponpes "Menjadikan lembaga Pesantren Ar-Raudlatul Hasanah sebagai lembaga kaderisasi dan layanan masyarakat yang bermutu, semata-mata untuk ibadah kepada Allah SWT dan mengharap ridho-Nya serta implementasi fungsi khalifah Allah di muka bumi."
Selanjutnya diantara empat Misi salah satunya yang menguatkan hati adalah, "Mendidik dan membentuk generasi yang berkepribadian IQRA (‘Ilmy, Qur’any, Rabbany dan ‘Alamy) yang siap mengamalkannya di tengah-tengah masyarakat dengan ikhlas, cerdas dan beramal. Iqra memadukan antara aspek pikir (‘ilmy ‘alamy) dan aspek zikir (qur’any rabbany) yang teraktualisasikan dalam intelegensia dan moralitas yang relegius". Zahrah daftar, ikut testing dan lulus menjadi santriwati.
Mengunjungi Fathimah saat berada di Pondok Pesantren
Berapa lama di Ponpes? ya, cukup lama sekitar enam tahun 2016 - 2022. Banyak kegiatan yang Zahrah ikuti selama sekolah. Sang istri hampir setiap bulan menjenguk dan Aku tak bisa setiap bulan karena harus dinas diluar kota Medan. Perjuangan Zahrah di Ponpes dan juga sang istri sangat tinggi. Jarak rumah dengan Ponpes sekitar hampir satu jam perjalanan. Macet kadangkala menambah perjuangan. Tapi saat Aku ke Medan maka pastikan ke Ponpes. Bertapa bahagia saat menjenguk anak di Ponpes. Kerinduan dimuntahkan tanpa disadari air mata berlinang keluar dari dua kelopak mata. Kadangkala Zahrah tidak kuat melepas pulang sang orang tua. Melihat dari jauh disamping sudut bangunan pondok. Tangisan pilu pernah tak terbendung saat Zahrah terjatuh dari tangga lantai 2 meluncur hingga lantai dasar. Akibat hujan dan licin serta tak bisa menghindar air maka musibah terjadi. Kasihan anakku sampai sakit pinggangnya. Jika tak serius diurut maka pinggangnya bisa cedera berat.
Saat Fathimah sudah menerima ijazah
Fathimah Az-Zahrah bersama keluarga setelah Wisuda di Ponpes Ar-Radlatul Hasanah
Tidak lama lagi Zahrah selesai belajar di Ponpes. Anak Gadisku ditempa pagi, siang, malam dan dinihari dalam menuntut ilmu agama, bahkan diajarkan untuk menulis bagi yang suka menulis. Terbukti ada beberapa santriwati dan termasuk Zahra berhasil menulis buku secara bersama-sama dengan judul Bukan Perjalanan Biasa. Kumpulan buku karya para santriwati dipasang dalam bentuk banner pada saat wisuda para santri dan santriwati angkatan XXXI, pada tanggal 31 Maret 2022. Aku dan keluarga minus Sastrajendra hadir pada waktu wisuda tersebut. Pada hari bersejarah Fathimah Az-Zahrah Husni kami bisa berbahagia semua. Hebat dan luar biasa anakku mampu berjuang dengan kekuatan diri dan pertolongan Allah guna mengejar masa depan dalam rangka mengharap ridha Allah ilahi. Hari itu Ponpes ramai dan penuh sesak kedatangan orang tua wali santri.
Selesai acara kami semua pulang dengan membawa segunung kebahagian dan sikap haru. Kalau di pikir ngak kuasa juga. Zahrah mampu berpisah selama enam tahun dengan kami demi belajar ilmu agama. Bahkan Zahrah ingin sekolah ke Tanah Para Nabi, Timur Tengah. Kalu ini kami belum bisa mengizinkan. Cukup sudah enam tahun jarang berjumpa. Satu lagi permintaan mulia Zahrah yaitu untuk belajar menjadi ahli penghafal Al-Qur'an alias Tahfidz. Setelah dicari Zahrah memutuskan belajar di Ma'had Tahfidz Ummi Asya yang terletak di Jl. Cempaka Gg. Jawa No.27, Sari Rejo, Kec. Medan Polonia, Kota Medan, Sumatera Utara.
Zahrah lanjut mempelajari ilmu agama yaitu mengikuti program Tahfidz. Kami tidak berjumpa lagi untuk satu tahun. Tidak apa-apa demi mencari ridha ilahi. Sekali waktu kami datang berkunjung untuk merangkai bahagia. Ternyata di Ma'had tersebut Zahrah termasuk yang dituakan. Santriwati lainnya adek latingnya jauh dan perlu pembinaan dari Zahrah.
Fathimah usai wisuda Program Tahfizd
" Zahrah ingin memberikan mahkota untuk ayah bunda dan saudara di surga nantinya," ungkap Zahrah dengan penuh haru. Mulia sekali niatmu nak. "Papa, mama dan saudara kak Zahrah akan terus semangat berdo'a demi tercapainya cita dan harapan bersama sebagai hadiah," demikian Aku sampaikan sambil memeluk Zahrah gadis solehah. Alhamdulillah, waktu setahun lebih sebulan Zahrah selesai menempuh pendidikan di Ma'had Tahfizh Ummi Asya. Dengan tuntasnya program Tahfizh anakku Fathimah Az-Zahrah diwisuda. Wisuda saat ini hanya sendiri saja karena yang lainnya belum tuntas hafalannya.
Tuntas sudah pendidikan Zahrah mulai dari tingkat TK, SD, di ponpes MTsN, MAN dan Ma'had Tahfizh Ummi Asya. Saat ini pendidikan tertinggi yaitu menjadi Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara. Zahrah memperoleh hikmah dari seorang hafizah karena masuk PT melalui beasiswa jalur prestasi seorang Hafizh. Test yang diajukan panitia belum mampu dituntaskan oleh Zahrah dan konsekuensi beasiswa yang diterima hanya 50 %. Alhamdulillah wa syukurillah. Hebat sudah Zahrah.
Fathimah menjadi perwakilan Mahasiswi Pembukaan Pengenalan Kehidupan Kampus
Zahrah memasuki dunia kampus. Awal kegiatan adalah Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara TA. 2023, Zahrah menjadi salah satu perwakilan untuk kaum Hawa mendapatkan selempang dari Kapolda Sumatera Utara. Langkah awal yang baik. Selanjutnya Aku himbau kak Zahrah harus aktif dalam kuliah termasuk mengikuti kegiatan ekstrakulikuler. Pastilah kegiatan yang dapat membangun mental dan menambah ilmu pengetahuan sangat penting mahasiswa. Lebih baik aktif belajar daripada lalai dengan gaya hidup lupa kewajiban sebagai mahasiswa.
Fathimah sang jawara Debat di kampus
Zahra patuh dan mendengarkan saran dari papa mama terbukti mengikuti kegiatan debat dalam rangka Milad Komunitas Hukum UMSU Sumatera Utara. Pada lomba debat tersebut Fathimah
Az-Zahrah bersama temannya mendapatkan hadiah terbaik pertama dengan mengalahkan kontestan lainnya. Keren baru semester satu sudah menapaki langkah positif. Dan. Selanjutnya terpilih untuk ikut lomba debat yang diagendakan oleh Universitas Asahan. Walau belum berhasil namun setidaknya sangat bermanfaat sebagai pengalaman yang penuh kesan positif.
Akhirul kalam sebuah pesan untuk anakku gadis solehah Fathimah Az-Zahrah Husni di usia ke 19 tahun, " Jadilah wanita solehah, berkah umur dan selamat hidup dunia wal akhirat. Sayangilah orang tua dan saudara lainnya. Terus menjaga hafalan agar tetap bersemayam dalam jiwa dan gapailah cita-cita dan harapan muliamu. Dan, jangan lupa jaga kesehatan sehingga diberikan kemudahan untuk beribadah kepada Allah. Semoga menjadi anak yang berakhlak seperti anak Rasulullah SAW, yaitu Fathimah Az-Zahrah."
Anakku, inilah salah satu hadiah ulang tahun ke - 19 yang bisa Papa berikan. Tulisan sederhana ini semoga mampu menjadi pengobat rasa rindu dan kenangan bahagia yang abadi tak terlupakan. Maafkan Papa tak ada kue bolu yang terhidang namun yakinlah rezeki lain akan dilayangkan dari negeri seberang. Kami semua bangga padamu Fathimah. Kebahagiaanmu luar biasa dibulan Ramadhan karena usiamu genap 19 tahun. Mabruk fi umrika ya Fathimah Az-Zahrah bidadari surga.
Salam hormat dari Negeri Segantang Lada@ hoesniy, putera asli Banda Aceh berdarah Pidie.
Upvoted. Thank You for sending some of your rewards to @null. It will make Steem stronger.
Luar biasa cara Bapak ini dalam mendidik anak, selain Fatimah menjadi anak yang berprestasi dia juga menjadi muslim yang taat. Pria yang bersamanya tidak akan salah dalam memilih nya menjadi istri.
Aamiin ya Allah mhn doa selalu Adoe..Dara Atjeh mayam.hehe
Jika sang wanita adalah penghafal Alquran mahar terbaiknya adalah seorang pria yang juga menghafal Alquran. Jadi jangan dipikirkan masalah mahar lagi. Hehe. Insya Allah pernikahan dari keduanya nanti bisa menghasilkan anak yang sholeh dan sholehah. Orang-orang yang menghafal Alquran di dalam kuburnya akan selalu ditemani dengan hafalannya, malaikat tidak akan menyiksa dan selalu menjaga. Saya ingin menjadi orang yang menghafal Alquran namun apalah daya kita disibukkan dengan aktivitas dunia yang fana....
Niat mulia insyaallah ada jalannya
Cukup mameh mameh... Masya Allah... Berkah...
Siap adoe..aneuk dara Aceh
Beu jroeh beu troh ban hajat🤲
Selamat Ulang Tahun buat Dek Fatimah Az Zahra, beliau adalah wanita hebat dengan berbagai prestasi, saya melihatnya seperti seorang bidadari syurga yang tidak memiliki kekurangan, dengan semua perolehan yang diraihnya mulai dari menghafal Alquran dan menjadi juara di berbagai lomba membuatnya menjadi seorang wanita solehah yang di rindukan surga, semoga Dek Fatimah Az Zahra dan keluarga selalu sehat, selalu dalam lindungan Allah dan juga bisa hidup bahagia dunia akhirat.
Siap tks bang doa dan perhatiannya