The Diary Game: Ayah, Pangkatku Kini Kolonel

in Steem SEA2 years ago

Aku lahir dan dibesarkan dalam lingkungan militer. Aku tinggal di Asrama TNI AD Keraton Banda Aceh. Asrama militer yang di huni oleh prajurit Perwira,Bintara,Tamtama dan PNS. Untuk Komandan Komplek atau Kepala Asrama diberi tanggungjawab seorang Petwira Pertama (Pama) yang berpangkat Kapten. Sebutan akrab beliau Pak Malik (alm), Lahul Al-fatihah.

Komplek sederhana namun merindukan menjadi tempat tinggalku dan jika dilihat dari luar tak kelihatan setiap aktifitas yang dilakukan oleh warga Komplek. Sebelah Timur ada rumah dinas para perwira menengah (Pamen) Korem 012/TU (tempo dulu) dan kini sudah dihuni oleh para Pamen dan ada yang berpangkat Perwira Tinggi(Pati) dari Kodam Iskandar Muda (IM) Aceh. Rumah para pejabat dilingkungan Kodam IM. Ada tembok tegak berdiri sekitar kurang lebih 3 (tiga) meter yang menjadi pembatas dengan rumah warga komplek.

Sebelah Barat terdapat kantor Paldam. Disekitar kantor ini dulunya terdapat panglong. Terdapat lapangan luas yang beralaskan bekas serbuk kayu. Area ini tempat yang sangat asyik mengejar layangan putus dan Aku besertabrekan lainnya saling berebut dan sangat seru sekali. Kantor ini sekarang sudah sangat bagus dibandingkan dengan tempo dulu. Dekat area Kantor Paldam terdapat makam Raja-raja Aceh dengan beberapa keluarganya dimana disebut Makam Kandang XII.

Sebelah Selatan maka kita akan melihat batas rumah warga yang disebut sebagai barak 10 (sepuluh) dengan rumah salah seorang Pamen dan BKIA. Rumah panggung yang dihuni seorang Pamen bersama keluarganya ini tampak jelas dilihat dari jalan raya. Didepan rumah tersebut terdapat lapangan agak luas yang dimanfaatkan oleh para anak Komplek untuk bermain bola kaki dan volly ball dalam rangka menyalurkan bakat dan mencairkan hobi. Hampir setiap sore suasana riuh dilapangan tersebut. Lebih riuh lagi ketika terjadi bola yang disepak oleh arek-arek masuk kerumah yang dekat lapangan. Diam seribu bahasa dan seperti tak merasa salah. Sudah sering kena omel tapi yang namanya remaja, maju terus pantang mundur dalam berolahraga. Lapangan ini sekarang sudah dibuat tempat santai untuk makan dan minum bagi warga kota Banda Aceh. Lokasi yang sangat strategis berdampingan dengan Pendopo Gubernur Aceh.

Sebelah Utara Komplek tempat tinggalku terdapat Kantor Kodim 0101/KBA. Saat itu Komandan Kodim berpangkat Letnan Kolonel dan adanya status validasi organisasi kini sang Komandan berpangkat Kolonel. Kebetulan rumahku saat itu bersebelahan dengan Kantor Kodim, tepatnya di barak 1 (satu) sebelum beberapa tahun kemudian pindah ke barak 2 (dua).

Nah,jika melihat hal tersebut masyarakat luar tidak mungkin bisa melihat kehidupan asyik dan meriah di Komplek yang disebut juga kami anak gerbong.Walau rumahnya rada-rada sempit namun hati kami luas penuh bunga kebahagian dan bahkan menyulut semangat para anak-anak Komplek untuk menggapai kehidupan lebih baik kedepan dengan seribu satu rintangan terbentang.


Adalah seperti yang diuraikan bahwa warga yang tinggal di komplek tidak hanya prajurit militer namun terdapat juga pegawai negeri sipil (PNS). Sebagai informasi bahwa Ayahku bekerja sebagai PNS dilingkungan militer. Karier yang dilaluinya mulai dari Golongan I/D dan berakhir di Golongan III/A (pensiun). Ayahku sehari-hari bertugas sebagai supir.Tugas ini digeluti sejak awal hingga akhir. Ayahku supir Pamen berpangkat Kolonel. Juga pernah menjadi supir keluarga Panglima. Luar biasa sang Ayah. Tugas dinas sebagai supir pejabat dilalui bertahun-tahun.Menurutku tidak mudah mempertahankan kepercayaan menjadi supir. Jika kinerja dan kepribadian kurang baik maka tidak berlangsung lama akan digantikan oleh supir yang lain.

Sebagai supir dalam kedinasan jadwal pulang kerumah bervariasi.Kadangkala tepat waktu dan sering juga agak telat.Tapi bagi sang Ayah sangat menikmati tugas mulia ini. Ketika Ayah pulang kerumah ada saja dibawa yang diberikan oleh pimpinan. Ada kue, buah-buahan, pakaian dan lain sebagainya. Kami yang dirumah kecipratan kebahagian dengan menikmati bersama buah tangan yang dibawa sang Ayah.

Sebagai PNS militer sang Ayah tak pernah menyampaikan kepadaku untuk masuk menjadi prajurit militer dan PNS. Dan, dalam kamus hidupku atau cita-cita semenjak balita, Aku tak pernah berpikir ingin menjadi prajurit TNI. Walau Aku hidup dikomplek militer. Tak berharap sama sekali.

Aku yang kuliah di IAIN Ar-Raniry (kini :UIN)) Banda Aceh sudah berangan-angan usai kuliah kerja di Departemen Agama. Jalur Fakultas Dalwah ya pastinya bermimpi kearah sana. Namanya harapan. Rencana masa depan. Suatu rencana yang riil dan tidak muluk-muluk.


Waktu terus berjalan,Ayahku memasuki masa pensiun dan Aku masih semangat kuliah. Bagiku kuliah sangat berguna. Persoalan bekerja nantinya Allah kasih rezeki.Memang sih pernah temanku berkata untuk apa kuliah nantinya susah mendapatkan kerja. Prinsipku tidak demikian karena menuntut ilmu sangat besar manfaatnya. Peesoalan kerja nantinya serahkan pada sang Maha Pencipta rezeki yang nantinya disebarkan.

Kehendak Allah, Ayah jatuh sakit. Selama ini sakit diabetes kering yang membuat lemah dan pandangan mata terganggu. Ayahku masuk rumah sakit umum Zainoel Abidin Banda Aceh. Setiap orang jenguk ketika nama sang Ayah dipanggil jawabannya siap tak lekang. Jiwa PNS militer sangat kuat. Ibu dan kakak pertamaku sepanjang waktu mendampingi dirumah sakit.Aku terus kuliah dan usai kuliah singgah di rumah sakit melihat sang Ayah.

Ayah terbaring di rumah sakit kurang lebih selama tiga bulan. Pada sore itu, 5 Agustus 1995, Aku tak mampir ke rumah sakit usai mengikuti kuliah. Aku pulang ke rumah. Usai magrib di Mushalla AL-Fitrah TNI AD Keraton dilaksanakan pengajian rutin yang mengisi taushiah adalah bapak Lettu Tituler Ustad Drs. H.Adnan Jamal.

Aku yang senang membantu mengurus mushalla siapkan untuk kelancaran kegiatan.Tak ada perasaan bahwa pada malam itu Ayah akan pergi menghadap ilahi. Rupanya, ba'da magrib usai azan mengumandang Ayah tutup usia. Aku tak diberi tahu dan usai salat Isya barulah pulang kerumah kursi tersusun dan sadar bahwa Ayah telah pergi. Genap pada usia 57 Ayah meninggal dunia. Innalillahi wainna ilaihi rajiun.

Rasa sedih mengelilingi jiwa. Menahan rindu dengan mengucapkan asmaNya. Kalimat thaibah tersusun rapi dihadiahkan kepada sang Ayah. Setiap yang bernyawa pastilah kembali kepada khalikNya. Cepat atau lambat sudah tertera lengkap waktu perginya. Semua kami bersedih. Normalnya jiwa sang hamba.


Ayah telah mendahului menghadap sang maha pencipta.Aku tinggal setahun lagi menyelesaikan kuliah. Sudah memasuki waktu senja dengan masa kuliah 10 semester alias lima tahun. Tepat 26 Agustus 1996 Aku diwisuda. Sang Ibunda setia mendampingi. Tidak ada pendamping lainnya. Saat itu Aku anak Ayah yang baru pertama wisuda dengan strata sarjana. Rasa bahagia dan sedih menyatu dalam bingkai kisah nyata. Bahagia bisa selesai kuliah dengan segala perjuangan pahit getir dan warna warni kehidupan di kampus tercinta. Sedih karena sang Ayah tidak ikut bersama mendampingi.

Aku tak tahu setelah ini mau kemana.Untuk menjadi Pegawai Negeri Sipil belum tercium dibuka baik melalui media ataupun informasi yang berseleweran ditengah warga. Nah, ada sang teman satu alumni dan sama-sama wisuda mengajak masuk test TNI melalui jalur sarjana. Beliau adalah ketika mahasiswa bergabung di Resimen Mahasiswa (Menwa). Aku sedari awal tidak tertarik menjadi prajurit. Sadar diri dengan segala kekurangan salah satu yang Aku ketahui adalah postur tubuh yang kurus alias kerempeng. Bisa dibayangkan tinggi badan 163 cm dan berat badan 49 kg.Tak seimbang dan jauh dari syarat normal.Aku pun varises karena sehari-hari olahraga yang aku geluti sepak bola.

Tawaran teman untuk masuk prajurit melalui jalur sarjana menarik juga. Setelah lama kurenungi bolehlah coba-coba. Tak ada salahnya. Aku putuskan masuk dengan segala kekurangan yang aku miliki.Aku mendaftar di Korem 012/TU Banda Aceh. Aku daftar sebagai calon Semapa PK ABRI angkatan ke IV tahun 1996.

Mulailah persiapan. Kalau lari Aku kuat. Pemain bola kaki. Pull up Aku kurang dan setiap pagi, siang dan malam bergantung dipintu rumah yang ada kayu kokoh tempat bergantung. Kadangkala Aku berlatih di lapangan Jasdam yang berlokasi di dekat Komplek TNI AD Neusu. Untuk renang Aku belum bisa sama sekali dan wajib serius latihan. Untuk renang bukan latihan dikolam namun di sungai Aceh yang mengalir dekat pendopo Gubernur Aceh. Pelan-pelan dan sungguh-sungguh Aku berlatih. Pernah Aku tenggelam ketika mencoba lompat dari jembatan. Aku ditolong sama Abang yang ikut mendampingi. Sungai pada zaman itu airnya masih jernih dan belum banyak sampah yang tersangkut. Sering Aku beserta teman-teman anak asrama usai main bola dilanjutkan cebur diri disungai. Masa lalu yang menyenangkan.

Proses daftar dan seleksi berjalan.Tahapan demi tahapan Aku lalui.Seleksi mulai tingkat daerah, Sumbagut di Medan dan pusat di Akmil Magelang Aku ikuti. Berbekal do'a orang tua, saudara, rekan lainnya serta kesungguhan diri proses seleksi Aku ikuti. Kalimat Ummul Qur'an menjadi pilihan utama yang sering Aku baca.

Oh iya, seleksi di Korem 012/TU Aku yang anak komplek aktif kegiatan FKPPI saat seleksi dibantu oleh Bang Ir.Elvizar Ibrahim yang merupakan pejabat FKPPI Aceh saat itu.Dorongan dan motivasi dari beliau menjadi cambuk untuk meraih sukses. Namun, ketika di tingkat Sumbagut dan tingkat Pusat berjuang tiada henti dengan mandiri.

Aku mengikuti seleksi ini tidak banyak teman yang tahu. Kalau pun tahu mereka berdoa untukku karena dengan kondisi diriku untuk lulus perlu sehubungan pinta padanya. Aku tak menghiraukan yang berkata mungkin susah lulusnya. Aku tak punya beban mengikuti seleksi. Tidak kuatir dengan saingan. Bagiku kalau lulus alhamdulillah dan jika gagal sudah suratan takdir. No problem.

Waktu berjalan dan Aku masuk terus lanjut ikut seleksi tingkat pusat di Akmil Magelang. Atas kehendak Allah Aku lulus menjadi salah satu dari seribuan lebih calon lainnya. Aku memilih TNI AL. Padahal Aku tidak banyak tahu tentang TNi Al. Aku ingat bahwa pra pantukhir tanggal 3 Desember 1996. Pantukhir tanggal 4 Desember dan pengumuman tanggal 5 Desember 1996. Sebelum pengumuman dengan keyakinan tinggi Aku buat surat kepada Ibunda dan isinya Aku lulus. Rupanya feelingku benar. Aku terpilih menjadi salah satu Siswa Semapa PK ABRI Angkatan IV TA. 1996.

Bagiku diterima menjadi prajurit TNI, yakni TNI AL sesuai pilihan merupakan awal kebangkitan menata kehidupan baru. Tidak hanya diriku bahagia namun juga nikmat terbesar dan takjub ijin Allah dirasakan bahagia oleh Ibunda dan seluruh keluarga.Berjuang dengan bekal do'a dan kalimat Ummul Qur'an menjadi jawaban bahwa jika takdir sudah Allah turunkan tanpa ada halangan harapan terkabul. Tak ada yang menyangka Aku lulus dan berhasil. Rekan sejawat pada kaget. Sekali coba dan langsung lulus. Kalimat syukur terucap dari rekan sejawat. Kelulusan ini Aku persembahkan khususan buat sang Ayah tercinta yang sudah mendahului dan tentunya tak lupa buat sang Bunda beserta seluruh keluarga tercinta.


Minggu pertama Desember 1996 pembukaan pendidikan pertama.Selama tujuh bulan Aku beserta rekan lainnya menjalani pendidikan militer. Tak terlalu lama suka duka Aku jalani. Tepat 4 Juli 1997 Aku beserta rekan lainnya dilantik menjadi perwira pertama dengan pangkat Letnan Dua. Dengan bismillah Aku melangkah meniti karier di dunia militer. Sekali lagi tak pernah terlintas bahwa Aku menjadi prajurit TNI.Tanpa cita-cita namun kehendak sang kuasa aku menjadi prajurit Jalasena. Betapa besar nikmat yang Allah limpahkan. Jika Tuhan sudah berkehendak maka jadilah tanpa rintangan. Aku berkata ini Jalur langit sebutannya.Jalur langit itulah do'a kepada Allah SWT.

Waktu terus bergulir tanpa henti.Penugasan demi penugasan Aku jalani dengan sekuat hati.Mulai Dumai tempat pertama dinasku, Belawan, Terempa Kabupaten Anambas Tanjung Uban Kabupaten Bintan, Jakarta, Lhokseumawe dan terakhir dinas di Sabang dan kini di Belawan.

Selama rentang waktu 24 tahun Aku bertugas di TNI AL, dan Lanal Sabang akhir penugasan berpangkat Letnan Kolonel karena dengan kehendak Allah SWT aku mendapatkan amanah jabatan baru sebagai Asisten Personalia Lantamal I Belawan.

Terus terang Aku tak pernah membayangkan dengan hal ini.Sekali lagi jalur langit melalui do'a yang kuat Allah ijabah permohonan sang hamba yang dhaif. Padahal dinas di Lanal Sabang sedang asyik Aku nikmati. Bersama warga Sabang sangat kental terbina persaudaraan hati. Dan,dimana saja Aku berdinas maka menjaga hati dan mempersatukan budi baik menjadi kunci senang diri yang wajib di syukuri.

Memang Aku pisah keluarga saat dinas di Sabang. Keluarga di Medan dan sekali waktu datang berkunjung dalam rangka merangkul bahagia bersama. Dinas pisah keluarga suatu hal yang tak bisa terelakkan didalam penugasan. Sekitar empat belas bulan Aku berdinas di Lanal Sabang dan barulah saat menerima Surat Keputusan barulah koota Sabang Aku tinggalkan dengan penuh haru bahagia. Sabang kota Aulia. Infonya terdapat empat puluh empat makam aulia.


Aku dilantik sebagai Aspers Danlantamal I Belawan tanggal 5 Juli 2022 oleh Komandan Lantamal I. Ada masa menanti selama tiga bulan untuk menggunakan pangkat Kolonel sesuai jabatan. Banyak hal yang perlu dijaga dengan penuh kehati-hatian dengan harapan tanpa cela.

Surat Keputusan kenaikan pangkat dari Presiden telah meluncur. Untuk pangkat Kolonel maka pelatikannya atau pemakaian pangkat baru di Koarmada I di wilayah Jajaran Koarmada I baik yang dinas di Lantamal maupun di Lanal. Aku harus ke Jakarta dan sambil melihat tugu monas, Ibukota negeri dengan Gubernurnya Pak Anies Baswedan.

Screenshot_20221014_233354.jpg

Screenshot_20221014_233133.jpg

Screenshot_20221014_233109.jpg
Kegiatan pelaporan kenaikan pangkat

Upacara Kenaikan pangkat Aku bersama 59 rekan lainnya di jajaran Koarmada I dilaksanakan pada tanggal 3 0ktober 2022 dan yang menjadi Inspektur Upacara adalah Pangkoarmada I yaitu Laksamana Muda TNI Arsyad Abdullah. Pada kesempatan ini Aku ditunjuk sebagai yang tertua untuk melapor dari sekian banyak perwira lainnya. Aku tak mengerti pilihannya jatuh kepadaku padahal ada seniorku diantara yang naik pangkat. Betapa besar nikmat yang Tuhan berikan kepadaku dan lengkap sudah tiga melati dipundak kiri dan kanan terpasang sempurna. Masa penantian panjang dan pada usia kedinasanku 24 tahun do'a orang tua, keluarga dan diriku Allah ijabah.

Screenshot_20221014_233427.jpg

Screenshot_20221014_233412.jpg

Screenshot_20221014_233256.jpg
Berfoto di Mako Koarmada I

Usai kegiatan yang dilanjutkan syukuran ramah tamah.Semua yang naik pangkat tersenyum bahagia dan tugas didepan mata berusaha lebih baik dalam bekerja. Penutup tak lupa foto bersama di lapangan Mako Koarmada I. Mungkin ini foto terakhir karena Mako Koarmada I dalam waktu dekat akan berpindah markas ke Tanjung Pinang Kepri.

Seketika Aku langsung teringat sang Ayah. Ayah yang telah membesarkanku dengan segala perjuangan. Beliau tidak melihat anaknya menjadi perwira menengah yang berpangkat Kolonel. "Ayah, semasa bekerja dalam dinas menjadi driver Pamen berpangkat Kolonel,"dalam hati Aku berkata. Seandainya jika Ayah masih hidup bertapa bahagianya sang Ayah melihat anaknya yang dulu bertubuh ceking kini telah berpangkat Kolonel. Sempurna bagi seorang prajurit. Pangkat setelah ini adalah Laksamana dan hanya takdir Allah suatu masa menitip dan bertengger dipundak bintang emas berkilau. Kata istriku tidak ada yang tidak mungkin.Jalur langit (do'a) menjadi senjata utama bagi sang hamba yang dhaif ini.

Sekali lagi Aku berujar" Ayah, Aku berpangkat Kolonel". Aku sadar bahwa Ayah tak mungkin berkata-kata memberikan ucapan bahagia.Dunia kita sudah berbeda. Tapi,Aku yakin Ayah dari alam lain melihat kisah anaknya. Lahul Al-fatihah sering Aku kirimkan buat Ayah tercinta. Ayah sudah sukses mendidik Ananda.Kata orang-orang jika anaknya lebih baik kehidupan dari sang Ayah, apakah itu salah satunya pangkat dan sang Ayah hanya PNS Militer,berarti Ayah sudah sukses mendidik dan membesarkan anaknya. Semoga Ananda dalam penugasan yang tersisa sekitar tujuh tahun lagi dapat menjalani tugas dan amanah pekerjaan dengan baik dan lancar. Aku dan kami semua rindu dengan Ayah. ***

Sort:  
 2 years ago (edited)

Ayah adalah idola kita. Semoga surga yang dijanjikan menjadi pelabuhan terakhirnya. Aamiin..
Selamat pak sudah menjadi Kolonel. Semoga bintang satu menyusul. Insya Allah.

 2 years ago 
Club100
DescriptionAction
Plagiarism-Free
Bot-Free
Verified User
Beneficiary Rewards
Support burnsteem25
Voting CSI0

Terimakasih telah berbagi bersama disini.

 2 years ago 

Selamat telah mencapai pangkat kolonel dan pasti ayah abang sangat bangga dengan prestasi abang:)

 2 years ago 

Aamiin. Tks bang

 2 years ago 

Sukses buat karirnya, ayahnya pasti bangga sekali alhamdulillah

 2 years ago 

Aamiin

Coin Marketplace

STEEM 0.19
TRX 0.14
JST 0.030
BTC 62740.92
ETH 3354.24
USDT 1.00
SBD 2.46