Ratoh Taloe, Seni Tari Pesisir Pantai Aceh | Ratoh Taloe, Aceh Coastal Dance Arts

Ratoh Taloe adalah seni tari yang terdapat di daerah pesisir pantai di Aceh, mulai Aceh Besar sampai Aceh Barat. Awal mula muncul tari ini di Aceh Besar, sekitar abad 15 Masehi. Pada mulanya, tarian ini dilakukan oleh laki-laki. Dalam perkembangannya, tari ini juga mulai dimainkan oleh kaum perempuan.

Jumlah penarinya sebanyak 12 orang atau lebih, yang dipimpin oleh seorang syeh. Tari Ratoh Taloe diciptakan dari dan untuk nelayan sebagai hiburan. Oleh sebab itu, pada awal kemunculannya, tarian ini dilakukan di tepi pantai oleh para lelaki dewasa yang umumnya berprofesi sebagai nelayan. Para penari duduk melipat kaki ke belakang, melakukan gerak tarian seperti gerak ratoh umumnya. Beberapa saat kemudian, masing-masing penari mengeluarkan seutas tali. Tali tersebut dijalin satu sama lain. Tali yang tadinya terpotong-potong, setelah dirajut sesama penari, menjadi satu kesatuan membentuk sesuatu yang simbolik. Gerakan merajut atau menjalin tali tersebut mengikuti pola tari yang harmonis. Para penari mengalungkan tali miliknya ke badan teman di samping. Demikian pula teman di sampingnya, mengalungkan tali ke badan teman yang di samping lagi. Kalung-mengalungkan tali inilah kemudian membentuk sesuatu yang khas dan simbolik.

Ketika para penari merentangkan tangan ke atas dan ke bawah, tampaklah sebuah bentuk dari rajutan tali tersebut. Bentuk-bentuk yang muncul antara lain jaring ikan. Jika dilihat dari sisi yang berbeda, tali tersebut juga berbentuk bubu—alat tradisional untuk menangkap ikan.

Meskipun dulunya tari ini semata-mata hanya sebagai hiburan bagi para nelayan, sekarang kesenian ini sudah menjadi tari pertunjukan. Dalam waktu tertentu, tari Ratoh Taloe juga mulai dipertandingkan. Para pemainnya pun kini bukan hanya laki-laki dewasa saja, tetapi juga dimainkan oleh remaja wanita.

Selain tali, tarian ini juga diiringi syair-syair religi dalam bahasa Arab dan bahasa Aceh. Syair-syair tersebut dilantunkan oleh syeh yang diikuti oleh para penari. Dari syair yang dilantunkan, terkesan bahwa tari ini diciptakan oleh Syeh Ahmad Bardan. Namanya disebut-sebut dalam pengantar syair tari Ratoh Taloe.

Kostum yang dikenakan para penari tidak terlalu mencolok. Mereka hanya menggunakan kaos putih dan celana putih seperti yang digunakan para penari Seudati. Awal mula kemunculannya, tarian ini tidak diiringi musik. Kekuatan tari Ratoh Taloe ada pada gerakan tangan. Mereka memainkan tangan secara harmonis dan tersistem sehingga tali yang tadinya terpisah satu sama lain bisa dijalin membentuk sesuatu yang utuh. Makna yang hendak diungkapkan di sini antara lain, dengan bersama sesuatu yang terpisah bisa disatukan; dengan kebersamaan, sesuatu yang berat bisa menjadi ringan. Kebiasaan orang dahulu, mereka memainkan tarian ini menjelang gelap atau di malam hari. Namun, sekarang tarian ini bisa dimainkan kapan saja sesuai permintaan.

Herman RN
ASW, Aceh, Indonesia

Sumber Foto: dari penelusuran google