Jejak..
Kita pernah saling mengeja duka, yang memasuki kisah bahagia.
Yang merusak segala tempat damai; berubah basah,
Menuruni kata-kata yang kaku.
Kau meraba pelan dadaku,
setelah itu menenggelamkan kepalamu sangat lama,
Sampai tak terlihat sisa-sisa hujan di matamu.
Jalan berkelok, yang kita yang kita jajaki ahli dalam mengaburkan
Mimpi, menambah kecemasan terhadap sepi yang kita takuti.
Pun kita pernah berlari kepuncak perbukitan. Bermimpi
Membangun istana agar tak terbuang sia-sia airmata.
Kemudian rebah serta bangkit di kamarnya; menjadi
Tempat paling sempurna untuk pulang.
-budybud_23
