Seungkak Malam Seulanyan dan Kritik Sosialnya
Rawa meuganto ngen lampoh sawet
Rakyat meu wet-wet ban lamiet Beulanda
Itu adalah penggalan lagu Rateb Rawa Tripa. Lagu yang di nyanyikan oleh @fooart, sang 'pawang' Band Seungkak Malam Seulanyan. Lagu ini lahir untuk menyuarakan rusaknya kawasan gambut akibat dibabat perusahaan perkebunan kelapa sawit dalam kawasan Rawa Gambut Tripa, Nagan Raya.
Seungkak Malam Seulayan sendiri hampir selalu mengusung lagu-lagu bertema kritik sosial terhadap fenomena ketimpangan sekitar kita. Mulai dari isu perebutan 'kue anggaran' dan jabatan di pemerintahan hingga pada persoalan perampasan lahan-lahan masyarakat untuk di jual kepada pemilik modal. Realitas itu tergambar jelas dalam lagu Meurupah Tumpok dan Tanoh Kamo.
Begitu pula dengan prilaku para politisi yang menggelontorkan dana aspirasi hanya kepada kelompok-kelimpok yang siap sedia membelanya walahpun terbukti bersalah. Fenomena ini bisa didengarkan dalam lagu Kanda Soe Bela Kana
Selain lagu Meurupah Tumpoek, Kanda Soe Bela Kana dan Tanoh Kamoe, masih ada beberapa lagu lain yang sedang dipersiapkan @fooart. Hingga kini, beberapa lagu tersebut sudah terekam dan mulai finishing. Tujuannya utamanya agar kita tak pernah lupa terhadap ketimpangan disekitar kita. Semoga dalam tahun ini semua lagu-lagu itu rampung dan dapat didengarkan oleh semua khalayak. Semoga.
Kalau mau, siapa pun bisa menyuarakan ketidakadilan. Di dunia tarik suara sudah ada Iwan Fals, Rhoma Irama, dan band band indie lainnya.
Semoga dengan lagu2 dari @fooart bisa menyadarkan kita bahwa begitu banyak ketimpangan di sekitar kita.
Aamin.. beu jroh sabee rakan nyan
Meu kachuek barang,,
Aseuli agam... rhui bulee teuh 😂😂😂
Hu.. Hu... Hui apui, nyan cok laba ureungluwa