Usia Muda Bukanlah Halangan Untuk Membangun Sebuah Rumah Tangga
Hai, sahabat Steemit! Saya hanya ingin mencurahkan sedikit dari kehidupan saya yang sangat saya syukuri hingga sekarang.
Banyak yang bertanya, apa yang membuat saya memutuskan untuk menikah di usia muda. Saat menikah, saya baru semester pertama di Universitas Al Muslim berusia 18 tahun. Saat itu saya hanya berbekal sebuah hadits "Jika datang kepada kalian seorang lelaki yang kalian ridhai agama dan akhlaqnya, maka nikahkanlah dia. Jika tidak, maka akan terjadi fitnah di muka bumi dan kerusakan yang besar" (Hr. Tirmidzi), dan sabda Nabi Muhammad SAW :
"Menikah adalah sunnahku, barangsiapa tidak mengamalkan sunnahku berarti bukan dari golonganku. Hendaklah kalian menikah, sungguh dengan jumlah kalian aku akan berbanyak-banyakkan umat. Siapa memiliki kemampuan harta hendaklah menikah, dan siapa yang tidak hendaknya berpuasa, karena puasa itu merupakan tameng.”
Pernikahan adalah sebuah proses penyatuan dua insan di sepanjang hayatnya. Bagi saya, yang penting bukanlah dengan siapa kita menikah, dimana, pada usia berapa, apalagi sekedar biaya pernikahan, kemewahan dan kemegahan. Bukan juga berapa lama kita mengenal calon pasangan, apalagi sampai melakukan hal yang bertentangan dengan syariat islam. Yang penting adalah apakah kita bersedia menjalani proses pernikahan seumur hidup. Dengan niat menikah ini didasarkan karena ketaatan manusia terhadap Allah, yakni ingin beribadah dan tetap dengan pedoman Alqur'an.
Nasehat guru ngaji saya bilang jangan menikahi orang yang engkau cintai. Tapi cintailah orang yang engkau nikahi. Karena mencintai pasangan hanya satu bagian dari keseluruhan proses pernikahan.
Menikah, bukan bagaimana kita mendapatkan pasangan yang sempurna. Tapi bagaimana kita menyempurnakan pasangan kita. Begitu panjang dan kompleks proses yang harus dijalani, sehingga Allah menyebutnya sebagai Mitsaqan Ghaliza (perjanjian yang kokoh/kuat). Dalam pernikahan Ada proses untuk saling memahami, ada proses untuk saling mensupport, memotivasi, menutup aib, mengingatkan, membina, bersyukur dan bersabar. Di dalamnya selalu ada perjuangan dan pengorbanan. Allah berfirman "Jika kita telah berazzam, maka bertawakkallah kepada Allah".
Selama kita meniatkan pernikahan sebagai ibadah, berusaha menjaga hak dan kewajibannya, adab dan rukunnya. Insyaallah, kita pasti mendapatkan kehidupan yang Sakinah, Mawaddah, dan Warahmah. Semoga Allah memberikan bimbingan dan kebarakahan dalam rumah tangga kita. Usia berapapun, dimanapun, dengan siapapun kita menikah.
Hi, Stemeet's friend! I just want to devote a little of my life that I am so grateful to the present day. Many ask, what made me decide to get married at a young age. When I got married, I was in the first semester at Al Muslim University, 18 years old. At that time I only armed with a hadith "If you come to you a man whom you accept religion and morality, then marry him or else there will be slander on earth and great destruction" (H. Tirmidhi), and the words of Prophet Muhammad SAW: "Married is my sunnah, whoever does not practice my sunnah means not from my class I should be married, really with the number of you I will multiply people Who has the ability of property should be married, and who should not fast, because the fast is a shield "Marriage is a process of bringing together two people throughout their lifetime.For me, the important thing is not with whom we marry, where, at what age, let alone just the cost of marriage, luxury and splendor.Not also how long we know the prospective partner, do things contrary to Islamic law.It is important whether we are willing to undergo marriage seu process live nut. With this intention of marriage is based because of human obedience to God, ie want to worship and stick with the guidelines of the Qur'an. The advice of my Ngaam teacher says do not marry someone you love. But love the person you marry. Because loving couple is only one part of the whole process of marriage. Married, not how we get the perfect partner. But how do we perfect our partner. So long and complex process that must be lived, so God called it Mitsaqan Ghaliza (strong agreement). In marriage There is a process for mutual understanding, there is a process for mutual support, motivate, close shame, remind, foster, be grateful and be patient. In it there is always struggle and sacrifice. Allah says "If we have berazzam, then put your trust in Allah". As long as we intend marriage as worship, try to keep the rights and obligations, adab and rukunnya. God willing, we must have a life of Sakinah, Mawaddah, and Warahmah. May Allah provide guidance and reverence in our homes. Any age, anywhere, with whom we are married.
Congratulations! This post has been upvoted from the communal account, @minnowsupport, by harnida from the Minnow Support Project. It's a witness project run by aggroed, ausbitbank, teamsteem, theprophet0, someguy123, neoxian, followbtcnews, and netuoso. The goal is to help Steemit grow by supporting Minnows. Please find us at the Peace, Abundance, and Liberty Network (PALnet) Discord Channel. It's a completely public and open space to all members of the Steemit community who voluntarily choose to be there.
If you would like to delegate to the Minnow Support Project you can do so by clicking on the following links: 50SP, 100SP, 250SP, 500SP, 1000SP, 5000SP.
Be sure to leave at least 50SP undelegated on your account.