Berbedalah dengan Cara yang Bijak

in #story7 years ago (edited)

Sudah ketentuan semesta raya bahwa tidak ada manusia yang persis sama. Dhahirnya, konon lagi batinnya. Barangkali ada yang hampir menyerupai, tapi tetap tidak total serupa. Artinya, Tuhan memang sudah mempersiapkan perbedaan-perbedaan sebagai keunikan kehidupan.
image

Perbedaan bukan bencana, justru anugerah. Semakin banyak perbedaan, semakin berwarnalah kehidupan. Lalu kenapa kita harus ketakutan? Kenapa harus menganggap yang berbeda itu sebagai musuh atau saingan? Hidup ini tidak akan indah bila hanya diisi oleh warna merah, tidak seru bila seluruh dunia berisi biru.

Wajar pula apabila kita menyukai atau tidak menyukai hal yang sama. Lagi-lagi, memang sudah ketentuan semesta. Kita harus bijak menanggapi segala. Kau suka Coldplay, aku suka Muhammad Abduh. Kau suka Madrid, aku suka Barcelona. Jadi perkara? Kenapa harus? Nikmati kesukaanmu dengan caramu dan tak perlu memaksa yang lain mengikuti itu.

Kau Muslim, yang lain bukan. Kalian sama-sama punya Tuhan dan punya cara masing-masing melakukan ritual atau ibadah keagamaan. Beribadahlah dengan baik sesuai aturan yang sudah ditentukan oleh agama masing kalian. Tak perlu sempit pikiran. Jika kau takut disesatkan, jagalah diri dengan baik dan tambahkan bekal keimanan. Jika tak ingin dikuasai, jadilah pandai. Dan tentu saja bijak dalam memandang segala yang kau agak-agak atau memang nyata meresahkan.

Kau Muslim, yang lain Muslim. Di dalamnya ada perbedaan pandangan. Selama masih beriman pada enam rukun, shalat 13 rukun, Islamnya masih berukun 5, tak soal-soal amat tentang hal-hal lain yang sedikit sana berbeda. Mengapa harus bakar-bakaran Masjid? Mengapa harus saling menebar sakit? Mengapa harus saling mencaci? Mengapa harus saling menuduh sesat? Mengapa harus saling menakut-nakuti? Mengapa harus saling hujat? Mengapa harus saling benci? Itu kepala mestinya dipergunakan untuk menampung tak berbatas ilmu agama. Bukan untuk kebencian belaka. Beragama kok anarkis?

Kau orang Blahdeh Seulawah, aku awak Blahdeh Geurute. Kita masih sama Aceh. Apanya yang beda? Kau penyanyi, aku penyanyi. Aliran musik kita berbeda sama sekali. Tidak ada yang harus diperdebatkan dalam hal ini. Kita punya cara berbeda melaju di industri. Saya melebih-lebihkan karya kami, kau melebihkan karya kalian. Itu sudah prinsip dagang. Mengapa harus saling menikung dengan sengaja membajak, menghambat pasar? Justru mestinya kita harus saling menghargai dan menguatkan.

Silakan berbeda, tak perlu sama. Kepala kita diciptakan dengan beribu-ribu akal agar kita bisa berpikir tanpa takut pada sekat perbedaan. Jika tak bisa dengan baik kau gunakan akalmu, itu hanya bikin malu. Malu pada yang Maha Menciptakan, malu pada ketentuan alam.

Sort:  

Ini masalah pribumi ya? Bek panik! Hehehe....

Hai tanyoe pribumi cit @dsatria. Cuma hana tajak karu-karu bak bah meunan. Ehehe

Postingan yang bagus tentang Berbedalah dengan Cara yang Bijak

Saya menunggu lagu pasong masuk ke dalam album ke 3

Coin Marketplace

STEEM 0.17
TRX 0.13
JST 0.028
BTC 59705.02
ETH 2619.44
USDT 1.00
SBD 2.39