THE DIARY GAME | 20 MEI 2021: MENGENALKAN STEEMIT PADA SISWA

in Steem SEA3 years ago

20210520_121542.jpg

Apa yang Anda lakukan hari ini? Ini pertanyaan penting meskipun terdengar biasa-biasa saja. Melakukan sesuatu untuk diri, keluarga, teman, bahkan untuk orang banyak merupakan hal yang menakjubkan. Kalian tidak percaya? Mengapa kita tidak percaya? Karena seakan-akan yang rutin kita lakukan setiap hari tidak penting. Padahal, setiap kita akan menemukan rahasia baru dari apa yang berulang kita lakukan. Seorang yang beberapa minggu lalu belajar menjahit, ia akan menyadari saat-saat menit pertama ia belajar menjahit dibandingkan dengan sekarang. Seorang nelayan yang baru dua bulan melaut dibandingkan kemudian saat-saat ia telah selama dua tahun. Islam hanya merumuskan semua itu dengan kata yang sederhana: hari harus lebih baik dari kemarin.

Sayangnya kita tidak menemukan itu dalam pendidikan kita. Hari kedua sekolah, yang hadir hampir dengan kemarin. Kepala sekolah mungkin serba salah dan mau tak mau harus menginstruksikan semua guru masuk kelas. Saya pun salah satu guru. Masuk kelas. Dan siswanya hanya dua orang. Terìngat akan ada kunjungan orang dinas, saya pikir, saya harus membantu sekolah ini, minimal lebih bersih dan lebih tertata. Di teras kelas tampak debu bata menebal di lantai. Saya minta dua siswa saya mengambil sapu, menyapu.

20210520_121453.jpg

Dan tak hanya itu rupanya yang harus mereka bersihkan. Di pojok, depan kelas pula, di bawah tumpukan meja dan kursi, entah tahi berceceran di lantai. Prediksi kami tahi kalong. Salah satu siswa bilang tahi tikus. Lalu kami pun berdiskusi. Apakah kalian mau membersihkan? Kalian hanya berdua. Mereka mengangguk mau. Lalu kami mencari Bang Lah ke rumah singgahnya dekat gudang sekolah, minta sapu air (entah benar namanya itu). Kemudian ember.

Air dari ember dicipratkan ke ceceran tahi di lantai dan menunggu beberapa menit. Selanjutnya, tahi didesak pelan-pelan ke luar kelas menggunakan sapu air.

Tiba-tiba kepala sekolah bersama dua orang laki-laki bermasker muncul di pintu.

"Assalamu'alaikum, Pak," sapa yang di depan seraya menjabat tangan.

"Wa'alaikumsalam."

"Hanya ini yang hadir, Pak?"

"Iya." Saya menjawab antara merasa biasa-biasa dan rasa khawatir.

"Kemana yang lain, Nak? Diajak libur sama kawan, ya?"

"Tidak, Pak." Yang sedang menyapu menjawabnya. Wajahnya kelihatan malu.

"Kami ke kelas sebelah, Pak. Makasih ya, Nak." Orang Cabdin berpamit.

Mereka berdua didampingi ibu kepala sekolah ke kelas sebelah. Wajah bu kepsek kelihatan tak merasa bersalah. Beberapa jam kemudian ketika saya tanyakan soal sidak itu, beliau bilang: siswa tidak ramai yang hadir, tak masalah. Karena yang sangat bermasalah kalau guru yang tidak hadir.

20210520_080805.jpg

Jam sembilan lima belas saya masuk kelas lain lagi. Kelas yang saya masuki di jam 3-4 ini agak ramai. Mereka saya absen dan beri apresiasi atas kehadiran mereka dan saya pastikan banyak nilai setelah ujian semester bulan tujuh ini. Saya sampaikan beberapa hal mengenai drama, termasuk bagaimana dulu mengenal drama di kampus.

Lalu saya perkenalkan mereka steemit. Sebuah blog berbanyak. Dibayar dengan mata uang virtual. Saya sudah dibayar dari menulis di steemit, mengirimkan foto, dan memposting sebesar tiga juta sebelum ramadhan dan dua juta tujuan ratus sekian jelang Hari Raya Idul Fitri. Saya sampaikan bagaimana dibayar, apa itu vote? Kemudian ada banyak komunitas di sana, salah satunya Steem SEA yang dibidani @anroja. Terus saya jelaskan sesederhana mungkin Steem Power, penentu besar tidaknya nilai vote. Termasuk perancang blog steemit dengan akun @steemcurator01 untuk wilayah dunia bagian ini, @steemcurator02 untuk wilayah lain lagi, @steemcurator03 sama 08.

20210520_081246.jpg

Mendengar cerita saya, sebagian siswa saya kelihatannya tertarik. Termasuk beberapa siswa di kelas lain saat saya masuk kelas mereka jam sebelah lewat lima belas menit. Bahkan karena saya pun sudah lupa bagaimana mendaftar di steemit. Karenanya saya berikan nomor @nazarul. Saya pikir sahabat saya bisa membantu mereka.

"Tanya saja sama Bang Nazar. Datanglah berdua atau ramai-ramai. Bang Nazar pasti mau menolong kalian mendaftar di steemit," kata saya.

"Jangan takut. Orangnya baik."

Saya buka steemit saya dan saya tunjukkan wajah Nazar.

"Ini Pak Pen. Nama akun beliau @fendie."

"Pak Pen ada di steemit juga?"

"Iya."

20210520_081235.jpg

Pukul 12.15 WIB kami pun keluar kelas. Saya minta seseorang dari mereka mengambil foto bersama. Saya mencoba tersenyum cerah meskipun panas matahari bulan Syawal membuat perut saya yang berpuasa menambah-nambah kosong. Setelah difoto, saya coba lihat saya sendiri. Waduh, senyum saya di situ kok kayak pelawak? Ha ha

Sort:  
 3 years ago 

Postingan ini telah dihargai oleh akun kurasi @steemcurator08 dengan dukungan dari Proyek Kurasi Komunitas Steem.

Selalu ikuti @steemitblog untuk mendapatkan info terbaru.

@ernaerningsih.

Coin Marketplace

STEEM 0.16
TRX 0.13
JST 0.027
BTC 57529.75
ETH 2571.57
USDT 1.00
SBD 2.44