P3K Oh P3K

Uji P3K ditetapkan mulai tanggal 13 September 2021. Namun, sampai hari ini, Sabtu (11/09/21), lokasi tes masih belum pasti. Kemarin saya buka link cek lokasi ujian. Informasinya: Rabu, 15 September 2021. TUK (Tempat Uji Kompetensi) SMAN 1 Bandar Baru. Sesi 1: wajib hadir satu jam sebelum pukul 08.00 WIB.

Kemudian bertubi muncul pertanyaan mengenai keberadaan lokasi ujian. Saya beritahu; begini, begini, begini, isi ini, isi ini, dan seterusnya. Ada yang berhasil. Ada yang tidak. Bahkan, semalam, saya harus melayani yang belum bisa buka juga web tersebut sampai menjelang tengah malam.

Jelang sore tadi, seorang teman mengirimkan screenshoot lokasi ujian. Keterangan di chat; berubah lagi. Kemarin sesi pertama, sekarang kedua. Saya balas buat lucu-lucuan. Berarti kalau gak jadi pagi, balik lagi siang. Siapa tahu dapat jodoh he he

Penasaran saya buka lagi link lokasi ujian. Eh, saya juga berubah. Sesinya juga. Dan, siang tadi memang bersiliweran pengumuman bahwa link itu bukan dari Kemdikbudristek. Terus? Ini bagaimana? Kacau. Belum lagi masalah swab antigen. Diswab di mana? Berapa biayanya?

Sebentar kemudian keluar selebaran dari Cabang Pendidikan (Cabdin) Wilayah II: swab gratis. Di gedung ini. Dari jam ini ke jam ini untuk guru SD, seterusnya SMP, dan seterusnya. Ingat! Yang diswab yang besok ujiannya. Karena prosedurnya swab minus H ujian.

Kalau diingat-ingat kok begini negara kita? Ribetnya tak kutulungan. Tapi dulu, tak dibuat begini, banyak orang pun protes. Memang, dibandingkan dulu, uji masuk menjadi ASN sekarang ini: fair. Tahun lalu saja, P3K diam-diam. P3K seakan-akan untuk kerabat dan teman dekat. Ya, cocok seperti kata Iwan Fals.

Oleh karena itu, kalau sekarang ribet, harap dimaklum. Misal, yang boleh ikut ujian yang ada namanya di dapodik (data pokok pendidik). Sarjana yang baru tamat kuliah, belum bisa ikut. Kecuali yang lulus PPG (Program Profesi Guru).

MenpanRB, kementerian yang jadi panitia penerimaan ASN, sudah membuat video di akun YouTube resmi. Sejumlah pertanyaan juga dijawab di sana. Misalkan, kalau nilai sama, bagaimana? Lihat nilai kompetensi teknis. Sama. Bagaimana? Lihat nilai manajerial dan sosio kultural. Sama juga. Lihat siapa lebih tua. Begitulah pembahasannya. Videonya sampai satu jam lebih.

Saudaraku, mengapa negara buat P3K; Pegawai Pemerintah Perjanjian Kerja? ASN juga dan ada NIP, tapi tidak ada gaji pensiun. Menurut kabar, itulah model pegawai negara di negara-negara orang. Pegawai P3K cuma beda dengan PNS hanya dari gaji pensiun. Karena P3K ketika selesai masa pengabdian hanya dikasih pesangon. Besarnya pesangon? Itu belum tahu.

P3K dibandingkan PNS lebih mudah diharapkan bekerja maksimal. Mereka akan terus dinilai dan dievaluasi. Jika tidak sesuai dengan parameter yang diharapkan, bisa saja kontraknya diputus di tengah jalan. Nah, gagasan inilah yang dipakai. P3K hampir sama dengan pegawai swasta. Dan semua orang tahu, rumah sakit swasta lebih baik pelayanannya ketimbang rumah sakit pemerintah. Karena di sana yang dinilai pekerjaannya, bukan anak siapa atau punya famili siapa saja yang menjabat. Demikianlah sehingga P3K dapat diharapkan bekerja optimal nantinya.

P3K tidak aman di hari tua. Oleh karenanya, otaknya akan berputar cepat. Bagaimana menghasilkan uang untuk seterusnya meskipun sudah pensiun? Apa yang harus dilakukan saat menerima pesangon? Dan pertanyaan-pertanyaan lainnya. Pikiran-pikiran ini meningkatkan kreativitas P3K tentu saja karena mereka tidak berada di titik aman. Bisa jadi nanti, saat guru berlebih, mereka akan segera dikasih pesangon alias diputus kontrak. Nah, setelah itu? Tentu saja langkah terbaik bukan menunggu, tetapi sudah mempersiapkan lahan lain untuk menghasilkan uang.

Lagi-lagi uang? Ya, meski cuma alat pembayaran, tanpa dia, kita tak bisa hidup. Memang hidup sebaiknya bukan mengejar uang, tapi mencoba menjebaknya supaya datang ke arah kita dengan cara-cara yang sopan dan bermartabat. Dan menjadi P3K bukan hanya menolong negara, tapi juga diri dan anak-istri.