Digital Currency? Cryptocurrency? Masalah Apalagi Itu?

Source

Masih ingat tidak, akhir januari yang lalu ada wacana yang diberitakan di media online bahwa di Indonesia, entah kapan itu terlaksana, akan dirancang sebuah mata uang digital menggantikan jenis mata uang fisik.

Asisten Deputi Direktur Eksekutif Departemen Sistem Pembayaran Bank Indonesia (BI) Susiati Dewi memberikan sedikit bocoran bahwa, teknologi mata uang digital akan mulai diujicobakan BI pada tahun ini. Tujuannya adalah untuk melakukan efisiensi industri sistem pembayaran. Beliau mengungkapkan "Suatu saat mungkin saja uang fisik yang kami edarkan menjadi digital. Sekarang belum. Semua negara di dunia belum ada yang merilis,", Jumat (26/1/2018).

Beliau juga mengatakan bahwa, uji coba dan pengkajian mata uang virtual ini telah dilakukan oleh bank sentral Negara-negara lain. Namun, mata uang virtual BI maupun bank sentral ini bakal berbeda dengan mata uang kripto yang saat ini sudah ada. Sebab mata uang digital yang dirilis bank sentral tetap akan memiliki aset yang menjadi dasar transaksi. Sumber buka link ini

Source

Mari Kita Ungkap Siapa Sebenarnya si Uang Digital dan si Uang Kripto ini

Secara sederhana kita bisa mengatakan Cryptocurrency sebagai Digital Currency, namun tunggu dulu, belum tentu Digital Currency merupakan Cryptocurrency, ini berkaitan dengan bagaimana penciptaan uang tersebut apakah memakai algoritma atau tidak. Bagaimana karakteristik dari masing-masing jenis uang tersebut.

Pada postingan kali ini saya akan coba menelaah sedikit perbedaan antara Cryptocurrency dengan Digital Currency.

Digital Currency
Dari beberapa referensi yang saya baca, digital currency adalah uang yang biasanya digunakan lewat internet. Uang ini hanya berbentuk digital saja, tidak mempunyai bentuk fisik, namun mempunyai karakteristik hampir sama dengan uang Fiat (uang yang dipakai oleh Negara-negara saat ini baik itu berbentuk kertas ataupun koin), dan dapat dilakukan untuk transaksi online dimana saja dan kapan saja asalkan memiliki jaringan internet. Kalau kalian pernah belanja online dengan menggunakan paypal, itu adalah salah satu bentuk uang digital.

Cryptocurrency
Mata uang ini merupakan mata uang yang dibangun diatas sistem blockchain dan menggunakan sistem kriptografis. Artinya ada pencatatan yang terdesentralisasi secara permanen, jadi transaksi keluar masuknya kas atau uang akan tercatat dan dapat terlacak bila menggunakan sistem ini. Dengan adanya sistem blockchain tersebut, maka kita tidak perlu pihak ketiga sebagai perantara ketika kita ingin melakukan transfer dana. Kalau pernah dengar pada bank-bank sentral ada yang namanya ledger (buku besar) kalau dalam dunia kripto namanya blockchain. Penggabungan dari blockchain dan sistem kriptografi ini akan menghasilkan informasi transaksi yang tidak akan dapat diubah karena dalam prosesnya akan ada analisis algoritma dan protokol.

Jadi ketika transaksi yang kita lakukan sudah divalidasi (dinyatakan sah) oleh jaringan maka tidak akan ada yang bisa mengubah detail apapun yang ada dalam jaringan tersebut.

Sementara kata-kata kriptografi sendiri berasal dari bahasa Yunani. Kalau kita bedah, adalah penggabungan dari dua kata, yaitu cryptos (tersembunyi) dan graphein (menulis) jadi dalam terjemahan sederhananya kriptografi adalah tulisan yang disembunyikan. Disembunyikan dari siapa? Tentunya dari pihak ketiga, agar data-data yang dituliskan tidak bocor. Sumber ada disini

Apakah bisa terjadi kesalahan dalam hal ini? Bisa saja terjadi, namun karena adanya algoritma matematika yang diproses secara otomatis oleh alat komputasi, jadi kesalahan bisa diminimalkan.

Ada perbedaan mendasar antara digital currency dengan cryptocurrency

1. Struktur digital currency hanya terpusat pada satu node (titik simpul) jaringan saja. Jadi ketika jaringan tersebut rusak atau terjadi pembobolan maka tamatlah isi di dalam dompet digital currency tersebut. Berbeda halnya dengan cryptocurrency yang terdesentralisasi (tersebar), ketika ada satu node yang rusak maka tidak akan terlalu berpengaruh, karena pemegang kuasa atas cryptocurrency ini adalah pemiliknya sendiri, dan pemilik cryptocurrency yang tersebar didunia ini lebih dari sekedar iklan wafer tango yang “ratusan” itu.
   Kecuali dirusak setengah dari keseluruhan node nya. pertanyaannya, siapa yang sanggup melakukan itu?
2. Digital currency tidak transparan. Artinya adalah, nasabah tidak dapat memilih alamat dompet dan tidak semua transaksi dapat dilihat dan diawasi, sementara pada cryptocurrency semua tercatat dan sangat transparan, setiap orang dapat melihat transaksi yang terjadi dari siapapun kemanapun karena adanya buku besar yang tersebar diseluruh platform pengguna. Contoh nya pada platform steemit.
   Kita bisa dengan mudah kepoin “isi dompet”si dia dan kemana cintanya dicurahkan. Ehhh..
3. Pada Digital Currency adanya otorisasi oleh pusat sebagai pihak ketiga yang biasanya menangani seluruh proses transaksi. Ini mengakibatkan server bisa saja membatalkan transaksi dan bahkan membekukan keseluruhan dana pada suatu akun pengguna, jadi kesannya agak semena-mena.
   Jadi dikhawatirkan akan terjadi manipulasi. Sementara pada platform cryptocurrency transaksi akan diproses secara otomatis tanpa pihak ketiga, ini yang menyebabkan tidak terjadinya kecurangan.
4. Pada digital currency, data pengguna semua disimpan oleh jaringan terpusat, sehingga bukan tidak mungkin akan terjadi penjualan data kepada pihak yang tidak bertanggungjawab. Namun cryptocurrency mampu menghindari masalah ini karena jaringannya yang terdesentralisasi.

Source

Jadi ibaratnya aku dan kamu, kita berada pada dunia yang sama. Namun kita tetap berbeda.

Referensi

1. https://ekonomi.kompas.com/read/2018/01/29/120800126/bank-indonesia-buka-kemungkinan-adanya-rupiah-digital
2. https://id.wikipedia.org/wiki/Kriptografi
3. http://www.seputarforex.com/artikel/bitcoin/lihat.php?id=281648&title=perbedaan_digital_currency_dan_cryptocurrency

Salam,
@fararizky