Kekuatan Komunitas dan Kekuatan Mata Uang Kripto

Bunga tulip pernah membuat kekacauan di Belanda ketika harganya melampaui akal sehat manusia. Orang mau berbunuhan demi sepotong tulip langka, sampai pemerintah kemudian melarang perdagangan tulip.

Sehari sebelum kekacauan terjadi, para investor dengan adrenalin tinggi berkumpul di rumah seorang pialang dengan kertas-kertas saham yang beberapa jam kemudian berakhir di perapian untuk mengusir hawa dingin yang menyergap Amsterdam. Gelembung tulip itu akhirnya meletus dan orang jatuh miskin dalam semalam.

Setidaknya begitulah kisah Tulip Fever yang diangkat dari novel karya Deborah Moggach dengan judul sama. Bunga tulip menjadi mahal karena banyak orang menggilainya. Banyak yang mencarinya dan berani mempertaruhkan hidup karena bernilai dan orang menggilainya.

Begitulah bitcoin dan mata uang kripto diumpamakan. Sejauh masih banyak yang menggunakan mata uang kripto, maka ia akan terus tumbuh dan bernilai. Keberadaan pasar (baca: komunitas) menjadi kekuatan dari nilai mata uang kripto tersebut.

Kekuatan komunitas inilah yang menentukan umur dari sebuah mata uang kripto di tengah banyaknya dan mudahnya membangun sebuah mata uang kripto sekarang ini. Persaingan sudah tinggi, kejahatan dan pencurian semakin sering, regulasi di sejumlah negara kian ketat. Semua variabel tersebut ikut menentukan umur sebuah mata uang kripto.

Namun, komunitas seperti apa yang bisa memengaruhi usia sebuah mata uang kripto? Komunitas yang berpengaruh ini bukan hanya dilihat dari sisi kuantitas, tetapi yang lebih penting adalah kualitas. Mereka adalah investor dan komunitas kreatif yang mampu beradaptasi dengan perubahan di bisnis keuangan kripto yang sulit diprediksi, persis seperti masa depan tulip di film Tulip Fever.

Jadi, komunitas terbagi dalam berbagai tingkatan dan masing-masing mereka memiliki peran untuk menjaga kelangsungan mata uang kripto. Jangan sepelekan komunitas, memperkuat komunitas pada prinsipnya memperkuat nilai mata uang kripto.***