Miss My Hometown
Pulang kampung menjadi salah satu tradisi yang dilakukan banyak orang saat tinggal berjauhan dengan keluarga. Begitu juga dengan saya dan keluarga saya. Biasanya saat liburan tiba, kami sekeluarga langsung bersiap-siap, mengepak semua barang-barang, dan pulang ke kampung halaman saya di Banda Aceh.
Tahun-tahun sebelumnya, kami sekeluarga selalu memutuskan pulang kampung jauh-jauh hari sebelum lebaran. Dan tradisi ini selalu kami lakukan sebelum bulan puasa datang. Jadi, sebulan penuh berpuasa, selalu kami habiskan di kampung halaman saya tercinta. Dan baru kembali lagi ke Aceh Utara, seminggu setelah lebaran berlangsung.
Namun kali ini, sangat jauh berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Wabah Corona yang merebak cepat, betul-betul menjadi momok yang menakutkan bagi banyak orang. Saya sekeluarga ikut merasakan nya. Ingin pulang kampung seperti biasa, ada perasaan takut terpapar saat dalam perjalanan. Dan menularkan nya kepada orangtua di kampung.
Ditambah lagi orangtua saya juga mewanti-wanti, kalau tahun ini lebih baik saya dan keluarga tidak kemana-mana, biarpun sekarang tidak bisa bertemu, tapi asalkan sehat dan berumur panjang, masih ada tahun-tahun yang akan datang.
Sungguh, saya sangat merindukan kampung halaman saya, yang masih begitu asri dan segar. Rindu kehebohan saat pagi Idul Fitri datang. Berkumpul di mesjid untuk melaksanakan shalat Ied. Rindu bercengkrama dan bertatap muka dengan sanak saudara yang hanya bisa saya jumpai setahun sekali.
Saya betul-betul rindu. Rindu tempat saya lahir dan dibesarkan. Rindu orangtua saya yang entah tahun depan masih berumur panjang. Entah kapan situasi ini membaik. Meskipun begitu, hanya doa yang selalu bisa kita panjatkan, agar situasi ini segera berlalu, dan kita bisa melakukan kegiatan seperti biasa.
My hometown. See u next year.
Enak nya ketupat pada hari ini, ayo ketempat saya. Emm bnyk yg vot cranya gmna