PUISI "Lelaki Merah"
Bertiup angin menembus rusuk
Jiwaku damai dalam pelukan pengutuk
Malam ini jemari mengungkap bisikan hati
Aku rindu kedamaian sejati
Rasanya aku terpental mati
Terjebak dalam kutukan Illahi
Merasakan pedih setiap hari
Lelaki Merah maafkan aku lagi
Aku begitu angkuh mengendarai
Menyiksamu hingga berteriak lagi
Maaf jika melampiaskan segenap amarah
Maaf aku wahai lelaki merah
Mohon temani aku lagi
Jangan bermanja diri
Antarkan aku sampai ujung bumi
Hingga misi kita selesai
Lelaki merah
Diujung Sulawesi
Berbhakti
Bersama Lelaki Sampah