Ekonomi Diary Game 03 Agustus 2024 || Beli Mainan, Uangnya Sungguhan
Segelas bubur kacang hijau menemani sarapan ku pagi ini. Saat orang-orang sedang sibuk menyambut pagi dengan beragam aktivitas, aku duduk di sebuah warung kopi di pojok pasar. Beberapa potong kue tampak tersusun rapi didalam piring kecil di hadapan ku.
Sementara itu sebuah televisi tergantung diatas rak kayu yang kokoh. Ada pertandingan bola kaki olimpiade yang sedang berlangsung. Aku memperhatikan dengan seksama pertandingan itu, ternyata siaran tunda bukan siaran langsung seperti yang aku pikirkan.
Jam telah menunjukkan angka 11 saat aku bangkit dari kursi dan mendatangi penjual kopi untuk membayar. Kepalaku sedikit pusing, entah kurang darah atau kurang uang belanja 😇.
Aku segera menghampiri meja penjual sayuran untuk membeli satu paket sayur rebus pesanan istri ku. Aku harus bersabar untuk membiarkan kaum ibu-ibu berbelanja terlebih dahulu, jika tidak aku akan "beradu fisik" dengan mereka. Sesuatu yang harus aku hindari.
Siang ini aku tidak membuka warung. Aku lebih banyak menghabiskan waktu di rumah. Rasanya sangat membosankan, untungnya ada anak gadis ku yang selalu menghibur ku dengan tingkahnya yang lucu dan menggemaskan.
Malam hari aku baru mulai beraksi di jalanan. Sudah menjadi kebiasaan ku untuk keluar jalan-jalan di malam hari terutama disaat cuacanya cerah. Aku tidak sendirian, ada istri dan anak gadis ku yang selalu setia menemaniku.
Tujuan pertama kami adalah ke toko Alfamart Bungkaih. Kami berangkat dari rumah sekitar pukul 20.00 malam. Istri ku membeli beberapa keperluannya dan juga untuk keperluan anak kami. Lima belas menit kami belanja di sini untuk membeli satu pack popok bayi dan juga makanan ringan. Aku menghabiskan uang sekitar Rp 90.000 atau 30 STEEM di meja kasir.
Rencananya aku ingin segera kembali ke rumah, namun di perjalanan istri ku kembali mengajak ku untuk jalan-jalan ke Krueng Geukuh sambil cuci mata. Aku segera memutar arah sepeda motor ku kearah kota Krueng Geukuh.
Di Krueng Geukuh anak ku mulai berulah. Dia menangis minta dibelikan mainan. Akhirnya aku singgah di tempat penjual mainan langganan ku. Ada banyak mainan yang dijual disini. Aku sampai bingung untuk memilih mainan yang cocok untuk anak gadis ku.
Setelah hampir setengah jam aku berada di toko mainan akupun menyelesaikan misi ku membeli mainan kesukaan anak ku. Ya ini dia satu set "keranjang belanja" mainan. Harganya sungguhan, bukan mainan lagi. Aku membelinya seharga Rp 120.000 atau sekitar 40 STEEM.
Sambil pulang aku kembali membeli jajanan di pinggir jalan. Aku membeli sebungkus bakso bakar seharga Rp 5000 saja atau 1,75 STEEM.
Inilah akhir petualangan ekonomi ku hari ini. Sebelum aku beristirahat, aku menyelesaikan sebuah postingan sebagai cacatan ku hari ini. Ini bukan untuk diulang, tetapi untuk dikenang.
Terimakasih dan sampai jumpa 🥱
Thank you, friend!
I'm @steem.history, who is steem witness.
Thank you for witnessvoting for me.
please click it!
(Go to https://steemit.com/~witnesses and type fbslo at the bottom of the page)
The weight is reduced because of the lack of Voting Power. If you vote for me as a witness, you can get my little vote.
Upvoted. Thank You for sending some of your rewards to @null. It will make Steem stronger.
Many thanks to the Steem Entrepreneurs community users who shared the original posts. We hope your contributions continue to inspire and strengthen the entrepreneurial spirit in our community.
Kind regards,
Steem Entrepreneurs Team
Thank you very much for your verification
Thank you so much for supporting my post.