Cerpen: KeputusansteemCreated with Sketch.

in STEEM INDONESIA10 months ago

pexels-lukas-rychvalsky-670720.jpg

Source: Pexels

Sebastian terdiam. Kali ini bukan karena ketakutannya dikeluarkan dari kantor tempat bekerja. Melainkan sejam yang lalu pacarnya bilang jika hubungan mereka harus meningkat, sudah waktunya menikah. Sedangkan dia takut ditinggalkan kekasihnya, tapi juga takut untuk menikah.

"Bukankah Rina adalah perempuan yang sejak dulu kamu dambakan? Kenapa kamu justru tertekan m harusnya kamu senang Bas."

"Bukan begitu. Bukannya aku tidak senang dengan ajakan Rina. Aku hanya merasa tidak pantas," kata Sebastian. "Bayangkan saja hidupku bekerja selama empat tahun di perusahaan yang sama bukannya naik pangkat dan naik gaji, tapi justru dapat peringatan dikeluarkan. Uang yang aku dapatkan tak pernah terkumpul, tidak memiliki keahlian saat mencoba jualan online. Tidak tahu jalan hidup yang harus aku jalani nanti, aku tidak tahu cara membahagiakan Rina. Aku bukanlah Rangga yang bisa naik pangkat hanya setelah bekerja enam bulan." suara Sebastian terdengar marah.

Sofyan yang berada di dekatnya terdiam. Terlihat membayangkan kehidupan temannya yang selama ini dijalani. Sebastian adalah orang yang senang bermain game, jarang serius saat bekerja, senang menonton film, dan sering menghabiskan uangnya untuk keperluan senang-senang.

Suasana mendadak canggung ketika ekspresi Sofyan menunjukkan kebenaran jika Sebastian cocok dikeluarkan dari kantor tempatnya bekerja dan tidak pantas menjadi kepala rumah tangga.

"Aku mau pulang!" Kata Sebastian tidak lagi peduli dengan temannya.

"Tunggu. Kita masih-"

"Sudah cukup. Ekspresimu sudah cukup menjawab keresahan yang ada di kepalaku. Aku mau menenangkan diri di rumah."

Sebastian pun pergi tanpa menoleh kebelakang.

~|~

Di kamarnya setelah sampai di rumah Sebastian masih bimbang dengan masalah yang dia hadapi. Dia tidak tahu bagaimana takdir akan membawa hidupnya di waktu yang akan datang. Sebastian tidak tahu pilihan mana yang akan dia ambil selanjutnya.

Apakah Sebastian akan menikahi Rina. Apakah dia akan memutuskan hubungannya. Lelaki itu tidak tahu jawaban yang dia butuhkan untuk kehidupannya sendiri.

[Sebuah pesan singkat terdengar masuk pada ponsel miliknya]

Sofyan mengabari jika "Menulis catatan harian akan membuatmu lebih memahami diri sendiri. Mungkin kamu perlu mencobanya," kata pesan itu.

Sebastian cukup bingung dengan maksud sahabatnya yang menyuruhnya menulis diary. Tapi belum sampai membalas pesan Sofyan, pesan lanjutan pun datang lagi untuk dibaca

"Jika kamu bingung karena tidak bisa memahami diri sendiri, tidak tahu kelebihanmu, kekuranganmu, kesenanganmu, dan hal-hal yang tidak kamu sukai. Atau tidak tahu kebutuhanmu sendiri dan apa yang harus kamu lakukan selanjutnya, menulis catatan harian bisa membantumu memecahkan masalahnya.

"Kamu hanya perlu menulis aktivitasmu hari ini di buku. Tulis saja tanpa banyak berpikir. Memang isinya terlihat sepele karena hanya akan berisi tentang potongan aktivitasmu. Tapi jika kamu menulisnya dalam waktu yang cukup lama, nanti potongan-potongan hidupmu akan terlihat dan menjadi gambaran mengenai kepribadianmu.

"Dengan begitu kamu akan tahu bagaimana karaktermu, mana saja yang kamu sukai dan benci, mana saja kelebihan dan kekuranganmu, dan kamu bisa belajar dari catatan yang kamu tulis. Semoga solusi kecil ini akan membantumu mengambil keputusan!" Pesan Sofyan berakhir.

Sebastian berusaha untuk memahami pesan yang dia terima. Bahkan hingga dia tidak sadar ada seseorang yang masuk ke dalam kamarnya hingga mendengarkan suara.

"Nak, ini kopi titipanmu sudah jadi. Mama taruh meja sini ya," suara Mama sebastian. "Tadi Erwin sepupu kamu datang ke sini silaturahmi dengan keluarganya. Kabarnya dia akan menikah," tambahnya berucap.

Sebastian hanya diam memandang ponselnya antara mendengarkan ucapan mamanya dan tidak.

"Nak Erwin itu lelaki yang sukses ya," Mama berkata lagi.

Kali ini Sebastian mendengarkannya. Tapi masih tidak merespon.

"Di mana pun Erwin bekerja pasti selalu naik pangkat dengan cepat. Gajinya di atas rata-rata karyawan kantornya. Apalagi masih bisa dapat penghasilan tambahan dari jualan online. Apa kamu nggak ingin seperti Nak Erwin?"

Sebastian menoleh dan menatap Mamanya. Wajahnya yang dingin berubah bahagia dan terlihat menggemaskan dalam waktu yang singkat. Sambil perlahan-lahan mendekati Mamanya dan mendorong tubuh perempuan tua itu keluar dari kamar. "Terima kasih sudah dibuatkan kopi ya Mama yang baik ...."

Ceklek! Pintu kamar pun terkunci dan hanya Sebastian saja yang ada di ruangan itu.

Ia mengembuskan napasnya dengan panjang sambil berusaha menenangkan dirinya sendiri. Beberapa kali melakukannya hingga terlihat emosinya stabil dan baik-baik saja.

Biasanya Sebastian akan menghabiskan malam dengan bermain game dengan temannya online. Tapi kali ini suasana hatinya buruk. Sejenak tidak melakukan aktivitas apa-apa lalu akhirnya dia mengingat pesan yang didapat dari Sofyan. Sebastian akhirnya memutuskan untuk menulis hal-hal yang ada di pikirannya. Pertama kalinya lelaki itu menulis catatan harian.

~|~

Setelah mulai menggoreskan pena pada buku hariannya Sebastian terlihat bingung. Dia tidak tahu bagian mana dalam kehidupannya hari ini yang perlu ditulis. Tapi setelah beberapa saat menulis asal-asalan tiba-tiba dia ingin menulis lagi. Seolah menjadi banyak hal dari kepalanya bermunculan yang ingin dia tuangkan dalam buku harian yang ada di depannya. Hingga tanpa disadari Sebastian telah menulis sebanyak tiga lembar sekali duduk.

Dia terus menulis dan terus menulis sambil melampiaskan emosi yang terpendam dalam dirinya.

Pada hari-hari berikutnya Sebastian melakukan aktivitas yang sama lagi. Malam hari sebelum tidur dia mulai sering menulis catatan harian. Menulis aktivitas yang dia lakukan hari itu dan menulis hal-hal yang berada dalam pikirannya. Semuanya.

~|~

Tiga bulan telah berlalu sejak pacarnya menanyakan kelanjutan hubungan mereka. Hari ini saat mereka berdua duduk-duduk di kursi Taman Kota, Sebastian melihat tanda-tanda jika gadis itu ingin menanyakan lagi keputusan untuk menikah.

Gadis itu mulai menatap mata sebastian menginginkan jawaban bahkan sebelum ada kata-kata keluar dari bibirnya.

"Tunggu sayang. Aku tidak bisa mengajakmu menikah karena kondisiku masih seperti ini. Aku belum menjadi lelaki mandiri," kata Sebastian.

Rina terdiam dan pasrah mendengarkan.

"Bagaimana jika tiga atau empat tahun lagi kita menikah?" ucap Sebastian mengakhiri rasa penasaran Rina.

Rina pun terkejut dengan pertanyaan yang didengar dari pacarnya itu. "Serius kamu bakal menikahiku tiga tahun lagi?" Gadis itu membalas pertanyaan dengan pertanyaan. Namun dengan mata berbinar dan intonasi yang senang.

"Tiga atau empat tahun lagi."

"Tiga!"

"Baiklah tiga. Tapi aku ingin kamu membantuku menyelesaikan masalah hidup yang aku miliki saat ini. Maksudku, mendukungku agar bisa menyiapkan segala yang kita butuhkan untuk berumah tangga. Karena berumah tangga itu butuh banyak hal agar masa depan keluarga bisa hidup dengan baik dan harmonis, agar anak-anak bisa mendapatkan pendidikan yang layak, apalagi masalah keuangan untuk kebutuhan sehari-hari. Harus benar-benar tercukupi."

Rina mendengarkan lelakinya berbicara padanya. Dia terlihat senang dan sama sekali tidak membantah ucapan yang keluar dari Sebastian soal rencana-rencana yang akan mereka lakukan demi hidup berumah tangga. Apalagi saat melihat kepercayaan diri Sebastian membuat membicarakan keputusan-keputusan yang ingin dia ambil, gadis itu terlihat sangat senang.

Kini Sebastian terlihat tidak lagi bingung mengenai pilihan hidup yang ada di depannya. Dia tidak lagi takut mengenai masa depan yang akan menjadi jalan hidupnya. Semua itu terlihat dari sikapnya saat memutuskan menikah dengan Rina dan membicarakan rencana-rencana yang akan dia jalani di waktu yang akan datang.[]

pexels-jasmin-wedding-photography-1415131.jpg

Source: Pexels

Sort:  

Thank you, friend!
I'm @steem.history, who is steem witness.
Thank you for witnessvoting for me.
image.png
please click it!
image.png
(Go to https://steemit.com/~witnesses and type fbslo at the bottom of the page)

The weight is reduced because of the lack of Voting Power. If you vote for me as a witness, you can get my little vote.

Coin Marketplace

STEEM 0.20
TRX 0.14
JST 0.030
BTC 69264.29
ETH 3316.64
USDT 1.00
SBD 2.66