Turtles Safe from Fire | Penyu yang Selamat dari Kebakaran |
WHEN visiting Padang, Sumatra Barat, on the beach I see so many sellers of turtle eggs. I also enjoy it, though not too fond of because of its rancid aroma. At that time, I did not know turtles, including protected animals.
In accordance with Undang-Undang No. 5 of 1990 on the Conservation of Biological Resources and Ecosystems, turtles enter protected animals. This is reinforced by Peraturan Pemerintah No. 7 of 1999 on the Preservation of Plant and Animal Species.
However, there are exceptions to the green turtle (chelonian mydas) and the hawksbill (eretmochelys imbricate), where the eggs can be utilized when the population is excessive. Of course the utilization of the eggs should still not be done within the conservation area. Outside conservation areas, justified when the population is abundant.
I found a turtle that has been preserved in a brother's house, not long ago. When I asked about the rules, he said the turtle was from a friend who had been calamitous. The house of his friend was a fire and all the possessions were consumed by fire. One of the survivors is the preserved turtle.
When I checked carefully, there was indeed a fire in the corner of the turtle shell. Surprisingly, the other part is not burning.
My brother also said the turtle from his friend was preserved precisely because it was dead. So it's not by killing him that is against the law. So, how to preserve the protected animals when it is dead? How to prove the animal is preserved because it is dead or dead because it is preserved?
Are there any Steemians knows?
When you visit Medan, Sumatra Barat, can also find more than 2000 animals from various parts of the world that has been preserved at the Rahmat International Wildlife Museum & Gallery. Reportedly, all the animals are also preserved after they die. For the development of knowledge, in my opinion, that includes exceptions. []
KETIKA berkunjung ke Padang, Sumatera Utara, di pinggir pantai saya lihat begitu banyak penjual telur penyu. Saya pun menikmatinya, meski tidak terlalu suka karena aromanya yang anyir. Waktu itu, saya belum tahu penyu termasuk satwa yang dilindungi.
Sesuai Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Alama Hayati dan Ekosistemnya, penyu masuk satwa yang dlindungi. Hal itu dikuatkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa.
Namun, ada pengecualiaan dengan penyu hijau (chelonian mydas) dan penyu sisik (eretmochelys imbricate), di mana telurnya bisa dimanfaatkan bila populasinya berlebihan. Tentu saja pemanfaatan telur tersebut tetap tidak boleh dilakukan di dalam kawasan konservasi. Di luar kawasan konservasi, dibenarkan bila populasinya melimpah.
Saya menemukan sebuah penyu yang sudah diawetkan di sebuah rumah saudara, belum lama ini. Ketika saya tanyakan tentang aturan tersebut, ia mengatakan penyu itu dari seorang temannya yang mengalami musibah. Rumah kawannya itu kebakaran dan semua harta benda ludes dilalap api. Salah satu yang selamat adalah penyu yang sudah diawetkan itu.
Ketika saya periksa dengan saksama, memang terdapat bekas kebakaran di sudut cangkang penyu. Anehnya, bagian yang lain tidak terbakar.
Saudara saya itu juga mengatakan, penyu dari kawannya itu diawetkan justru karena sudah mati. Jadi bukan dengan membunuhnya yang memang melanggar hukum. Lantas, bagaimana hukumnya mengawetkan satwa yang dilindungi bila sudah mati? Bagaimana membuktikan satwa itu diawetkan karena sudah mati atau mati karena diawetkan?
Adakah Steemians yang tahu?
Bila Anda berkunjung ke Medan, Sumatera Utara, juga bisa menemukan lebih dari 2000-an satwa dari berbagai belahan dunia yang sudah diawetkan di Rahmat International Wildlife Museum& Gallery. Kabarnya, seluruh satwa itu juga diawetkan setelah mereka mati. Untuk pengembangan pengetahuan, menurut saya,itu termasuk pengecualian.[]
Postingan yang bagus @ayijufridar
Thanks a lot @foarsyad..
Aduh Mas, mesti ada ijin dari balai konservasi alam, coba googling saja. Siip sudah berbagi :)
Terima kasih @happyphoenix.
Terimakasih atas postingannya @ayijufridar!
Teringat dulu saya pernah merebus telur penyu, tapi bagian putihnya tidak mau keras, jadi karena tidak tahu maka saya merebusnya terlalu lama.
Iya, benar @indazu. Kayak bola pingpong, yaaa....
A very lucky turtle..
You alright @nauval. After death too, he becomes durable and becomes a display in the living room.