Memperkuat Kembali Tradisi Peumulia Jamee di Aceh |

in STEEM FOR BETTERLIFE2 months ago

Nahrasiyah_13.jpg
Welcoming dance is one of the customs of honoring guests in Aceh.


Mulia wareh ranup lam puan, mulia rakan mameh suara.

Kutipan di atas sering terdengar di kalangan masyarakat Aceh yang kira-kira bermakna secara harfiah, sirih dalam cerana untuk memuliakan saudara dan suara yang santun untuk memuliakan sahabat. Kira-kira seperti itulah….

"Peumulia jamee" atau memuliakan tamu adalah salah satu nilai luhur yang sangat dijunjung tinggi dalam adat Aceh. Namun, nilai tersebut kian tergerus dalam kehidupan masyarakat Aceh sekarang ini. Serbuan budaya asing melalui kemajuan teknolohgi digital bukan satu-satunya penyebab. Konflik bersenjata di Aceh juga ikut menggerus pranata sosial yang membuat sebagian masyarakat Aceh curiga terhadap orang asing atau orang yang baru masuk di perkampungan.

Namun, tamu juga diharapkan ikut menjaga kesantunan dan memuliakan tuan rumah. Ketika masuk ke sebuah kampung dan berpapasan orang yang sedang duduk, baik di warung kopi maupun di pos jaga, disarankan untuk menurunkan kaca mobil serta mengucapkan salam sambil mengangkat tangan kanan. Mengangkat tangan kiri dianggap tidak sopan di kalangan masyarakat Aceh (bahkan bagi masyarakat lainnya di Indonesia).


IMG_2966.JPG


Peumulia jamee memiliki makna yang mencakup beberapa aspek utama:

  1. Kehormatan dan penghargaan
    Dalam adat Aceh, tamu dianggap sebagai raja. Memuliakan tamu berarti memberikan penghormatan dan penghargaan setinggi-tingginya kepada tamu yang datang. Hal ini mencerminkan sikap terbuka dan menghargai kehadiran orang lain. Tidak heran bila tamu datang, masyarakat Aceh secara tradisi akan menyediakan makanan terbaik, misalnya menyembelih ayam dan sebagainya.
  2. Kewajiban Sosial
    Menerima dan melayani tamu dengan baik adalah bagian dari kewajiban sosial dalam masyarakat Aceh. Ini menunjukkan rasa tanggung jawab dan solidaritas terhadap sesama.
  3. Keramahan dan keikhlasan
    Tuan rumah diharapkan menunjukkan sikap ramah, sopan, dan ikhlas dalam melayani tamu. Ini termasuk menyediakan makanan, minuman, tempat beristirahat, dan kebutuhan lainnya selama tamu berada di rumah mereka.
  4. Simbol keharmonisan dan kedermawanan
    Memuliakan tamu juga merupakan simbol dari keharmonisan dan kedermawanan dalam masyarakat. Dengan menunjukkan keramahan, masyarakat Aceh memperlihatkan betapa mereka menjunjung tinggi nilai-nilai kebersamaan dan saling membantu.
  5. Melestarikan adat dan tradisi
    Peumulia jamee juga mencerminkan kepatuhan terhadap adat dan tradisi yang diwariskan dari generasi ke generasi. Adat ini menjadi bagian integral dari identitas budaya Aceh yang unik dan khas.
  6. Peran spiritual
    Selain aspek sosial, memuliakan tamu juga memiliki makna spiritual. Dalam beberapa keyakinan dan pandangan, tamu dianggap membawa berkah dan kebaikan, sehingga melayani mereka dengan baik dapat mendatangkan pahala dan keberuntungan.

Dalam praktiknya, peumulia jamee bisa dilihat dalam berbagai aktivitas sehari-hari di Aceh, seperti penyambutan tamu dalam acara-acara adat, penyediaan tempat tinggal sementara bagi tamu yang berkunjung, serta sikap ramah yang ditunjukkan oleh masyarakat dalam interaksi sehari-hari. Nilai ini memperkuat ikatan sosial dan menciptakan lingkungan yang harmonis dan penuh dengan rasa saling menghargai.[]


IMG_1716.JPG



Sort:  
Loading...

Coin Marketplace

STEEM 0.16
TRX 0.12
JST 0.026
BTC 57320.16
ETH 2472.81
USDT 1.00
SBD 2.31