Inspire in Writing, Impress on Stage: National Bidikmisi Student Creativity Week Competition | #Burnsteem25
Menyerahkan hadiah kepada para pemenang di malam puncak.
ADE Prianggi looks so confident when he steps on stage. After introducing himself with a rhyme that immediately caught the attention of the audience, the student of Industrial Engineering at Malikussaleh University began his story about the struggle of the "I am" character in pursuing the best education despite being born into a very simple family.
Ade's style is so stunning. The sound pressure matches the needs of the script. He knows when it's time to cut a sentence, hang it up, or read it fast. Mastery of the stage was not excessive. The student, who often won the writing competition, moved naturally from one point to another. He also gave the audience the opportunity to applaud in certain parts, and it was as if he knew the audience's reaction after he finished one sentence in the script, entitled Pejuang Muda from Bumi Muda Sedia.
But all these advantages were not enough to lead Ade Prianggi to become the first winner in the Inspirational Story Contest in the Unimal Bidikmisi National Student Creativity Week/KIP Lecture Competitions (PKM UBC 2022) which took place 14-16 July. Stage performance is not the only aspect of the assessment. Ade finally won second place.
Muhammad Azkal Daikal's appearance was no less stunning. The student of the Malikussaleh University Accounting Study Program also received several applause from the audience. He has a distinctive voice character, with literary sentences sliding smoothly so that the audience seems to see every scene in every act. The story of Mutiara di Border Negeri looks alive with concise dialogue in several parts. With perfect performances, Azkal was able to consistently attract the attention of the audience in his 10 minutes of appearance.
No wonder the three judges gave high marks to Azkal and competed fiercely with Ade Prianggi. However, that appearance was not able to bring Azkal to the best rank. Muhammad Azkal Daikal won the First Hope Champion. A proud achievement because it has managed to get rid of hundreds of competitors from all over Indonesia.
Judging provisions are not only on appearances on stage. If that's all, then the two Malikussaleh University students above are very worthy of being the first winner. The position of the first winner is still in the hands of Malikussaleh University students. She is Siti Haliza, a student in the Accounting Study Program, Faculty of Economics and Business. Even though it didn't look too impressive, Siti Haliza's script, entitled Don't Karam Spirit, Pick Up Dreams, won the highest score from the writing aspect.
The jury consisting of Dr Malahayatie from IAIN Lhokseumawe, Juni Ahyar, M. Pd from Malikussaleh University, and Ayi Jufridar (writer and journalist), was not easy in deciding the winner. There are participants who have good writing, but are weak when conveying their stories on stage.
"There are also those who are good on stage, but many have low scores in writing," said Juni Ahyar, a lecturer in Indonesian at Malikussaleh University. In the final round, Juni criticized the many basic mistakes in writing such as punctuation and weak editing.
This is recognized by Anatul Afifah who won the third runner-up. The student of UIN Prof. KH Saifuddin Zuhri Purwokerto, Central Java, focuses on writing so that he gets high marks for his article entitled Prologue of My Dreams. Unfortunately, on stage Anatul appeared flat, both in expression, mastery of the stage, and intonation. "I only focus on articles," said the student of the Islamic Community Development Study Program.
After going through a tough debate to explore the strengths and weaknesses of the participants in both articles and stage, the jury finally chose Siti Haliza (Malikussaleh University) as the first winner, Ade Prianggi (Malikussaleh University) as the second winner, and Izzan Muhammad Furkan (Padang State University) as the winner. the third champion. Izzan, who studies at the Elementary School Teacher Education Study Program, dared to present an article entitled The Old Prostitute which tells the life of a commercial sex worker.
The first to fourth runners-up were Muhammad Azkal Daikal from Malikussaleh University, Bambang Tri Wahyudi from Electrical Engineering at the Islamic University of Indonesia, Anatul Afifah from the Islamic Community Development Study Program at UIN Prof. KH Saifuddin Zuhri, and Septi Marudin Siregar from the Marine Sciences Study Program at Teuku Umar University. Meulaboh, West Aceh.
In competition, there are always winners and losers, happiness and disappointment. But behind it there is always an inspiration that becomes the energy to achieve bigger dreams. []
Para pemenang dan dewan juri.
Saya mengomentari penampilan para peserta.
Menginspirasi di Tulisan, Mengesankan di Panggung: Pekan Kreativitas Mahasiswa Nasional Unimal Bidikmisi/KIP Kuliah Competitions (PKMN UBC 2022)
ADE Prianggi terlihat begitu percaya diri ketika melangkah di panggung. Setelah memperkenalkan diri dengan pantun yang langsung menarik perhatian penonton, mahasiswa Teknik Industri Universitas Malikussaleh itu pun memulai kisah tentang perjuangan tokoh “aku” dalam menempuh pendidikan terbaik meski terlahir dari keluarga sangat sederhana.
Gaya Ade begitu memukau. Tekanan suaranya sesuai dengan kebutuhan naskah. Dia tahu kapan saatnya memotong kalimat, menggantungkannya, atau membacakannya dalam tempo cepat. Penguasaan panggung pun tidak berlebihan. Mahasiswa yang sering meraih juara lomba menulis itu bergerak dengan wajar dari satu titik ke titik lain. Dia pun memberikan kesempatan penonton bertepuk tangan di bagian tertentu, dan seolah dia tahu reaksi penonton setelah ia menyelesaikan satu kalimat dalam naskah yang berjudul Pejuang Muda dari Bumi Muda Sedia.
Tapi semua kelebihan itu belum cukup untuk mengantarkan Ade Prianggi menjadi juara pertama dalam Lomba Kisah Inspiratif dalam Pekan Kreativitas Mahasiswa Nasional Unimal Bidikmisi/KIP Kuliah Competitions (PKMN UBC 2022) yang berlangsung 14 – 16 Juli. Penampilan panggung bukan satu-satunya aspek penilaian. Ade akhirnya meraih juara kedua.
Penampilan Muhammad Azkal Daikal juga tidak kalah memukau. Mahasiswa Program Studi Akuntansi Universitas Malikussaleh itu juga beberapa kali mendapat applause penonton. Dia memiliki karakter suara khas, dengan kalimat sastrawi meluncur lancar sehingga penonton seperti melihat setiap adegan dalam setiap babak. Kisah Mutiara di Perbatasan Negeri terlihat hidup dengan dialog ringkas di beberapa bagian. Dengan penampilan sempurna, Azkal mampu menarik perhatian penonton secara konsisten dalam 10 menit penampilannya.
Tidak heran jika ketiga juri memberikan nilai tinggi untuk Azkal dan bersaing ketat dengan Ade Prianggi. Namun, penampilan itu pun tidak mampu mengantar Azkal menduduki peringkat terbaik. Muhammad Azkal Daikal meraih juara Harapan Pertama. Prestasi yang membanggakan karena sudah berhasil menyingkirkan ratusan pesaing dari seluruh Indonesia.
Ketentuan penjurian memang tidak hanya pada penampilan di atas panggung. Jika hanya itu, maka dua mahasiswa Universitas Malikussaleh di atas sangat layak menjadi juara pertama. Posisi juara pertama memang masih berada di tangan mahasiswa Universitas Malikussaleh. Dia adalah Siti Haliza, mahasiswa Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Meski tampil tak terlalu memukau, naskah Siti Haliza yang berjudul Jangan Karam Semangat, Menjemput Impi meraih nilai tertinggi dari aspek penulisan.
Dewan juri yang terdiri dari Dr Malahayatie dari IAIN Lhokseumawe, Juni Ahyar, M. Pd dari Universitas Malikussaleh, serta Ayi Jufridar (penulis dan wartawan), tidak mudah dalam memutuskan juara. Ada peserta yang memiliki tulisan bagus, tetapi lemah saat menyampaikan kisahnya di panggung.
“Ada juga yang bagus di panggung, tapi banyak nilainya rendah dalam penulisan,” ungkap Juni Ahyar, dosen Bahasa Indonesia di Universitas Malikussaleh. Di babak final, Juni mengkritisi banyaknya kesalahan mendasar dalam penulisan seperti tanda baca dan editing yang lemah.
Hal ini diakui Anatul Afifah yang berhasil meraih juara harapan ketiga. Mahasiswi UIN Prof KH Saifuddin Zuhri Purwokerto, Jawa Tengah, itu fokus pada tulisan sehingga dia mendapatkan nilai tinggi untuk artikelnya yang berjudul Prolog Mimpiku. Sayangnya, di panggung Anatul tampil datar, baik dalam ekspresi, penguasaan panggung, maupun intonasi. “Saya memang hanya fokus ke artikel,” ujar mahasiswi Prodi Pengembangan Masyarakat Islam tersebut.
Setelah melalui perdebatan alot untuk mengupas kelebihan dan kekurangan peserta baik dalam artikel maupun panggung, dewan juri akhirnya memilih Siti Haliza (Universsitas Malikussaleh) sebagai juara pertama, Ade Prianggi (Universitas Malikussaleh) sebagai juara kedua, dan Izzan Muhammad Furkan (Universitas Negeri Padang) sebagai juara ketiga. Izzan yang kuliah di Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, berani menampilkan artikel berjudul Pelacur Tua yang mengisahkan kehidupan seorang pekerja seks komersial.
Juara harapan pertama sampai keempat masing-masing diraih Muhammad Azkal Daikal dari Universitas Malikussaleh, Bambang Tri Wahyudi dari Teknik Elektro Universitas Islam Indonesia, Anatul Afifah dari Prodi Pengembangan masyarakat Islam UIN Prof KH Saifuddin Zuhri, dan Septi Marudin Siregar dari Prodi Ilmu Kelautan Universitas Teuku Umar Meulaboh, Aceh Barat.
Dalam kompetisi selalu ada yang menang dan kalah, kebahagiaan dan kekecewaan. Tapi di baliknya selalu ada inspirasi yang menjadi energi meraih mimpi yang lebih besar. []
Aksi panggung seorang peserta.
Menerima piagam dari panitia.
Determination of Club Status refers to the https://steemworld.org/transfer-search Web-based Application
Thank you! We appreciate you supporting the World Smile Project (10%) and #burnsteem25 (25%).
Thanks so much for your review @patjewell
Gaya mengomentarinya mirip sama di acara ajang pencarian bakat hehe
Memang mirip-mirip, hehehehe. Tapi bacut sagai.
👍
Congratulations to Siti Haliza, Ade Pringgi, and Izam Muhammad Furkan for being the winners of poetry reading
It's not a poetry reading competition, but an inspirational story competition. Anyway, they are amazing. Thank you for your response @moer.
Aktifitas yang menyenangkan dan menebarkan bagi para peserta,
Keinginan yang kuat dengan mengasah ilmu akan memotivasi lainnya untuk selalu berkembang...
Semoga sukses selalu...
Terima kasih @liasteem. Salam sukses selalu.
Sama-sama Mr...
👍