Indonesia's New History at the Asian Games | Sejarah Baru Indonesia di Asian Games |



New history is happening in Indonesia. During the Asian Games participation, this time Indonesia turned to a new history with 22 gold medals, 15 silver medals, and 27 bronze medals. In total there are 64 medals that have been successfully obtained by Indonesia until Tuesday 28 August 2018 in the morning.

The medal acquisition will certainly increase because many Indonesian team representatives succeed in redeeming the final round. Even in the Bulungtangkis, the Indonesian men's team number is certain to win the gold medal because all the Indonesian final happened between the pair Kevin Sanjaya Sikamuljo/Markus Gideon with the pair Fajar Alfian/Muhammad Rian Adianto. The final repeated the Asian Games final 44 years ago when the Tjun Tjun/Johan Wahjudi pair faced the Christian Hadinata/Ade Chandra pair in the Asian Games which took place in Tehran, Iran, in 1974.

While in the singles, Jonatan Christie made it into the final and faced with Chinese Taipei player Tienchen Choe. If you win in this match, the gold medal for Indonesia increases in increasingly solid fourth position in the standings.

The medal gain on Monday 27 August 2018 also became an unforgettable history for the Indonesian contingent because they won 10 gold medals each from eight pencak silat branches and two from wall climbing. The sport of pencak silat is an authentic Indonesian martial art that is now worldwide. In the movie Miles 22 and several previous films, the actor Iko Uwais showed the beauty and toughness of pencak silat martial arts.

This sports branch is expected to be completed at the Olympics, just like Taekwondo from Korea and karate from Japan. Pencak silat is not only martial arts, but also part of the art of motion that glorifies humility, sportivity, the beauty of motion, and harmony between motion, mind, and spirit. As taekwondo and karate use terms in Korean and Japanese, in pencak silat also use the term in Indonesian. Some countries like Vietnam are very serious about preparing pencak silat so that in some events they managed to beat Indonesian athletes.




The achievement of 20 gold medals alone has exceeded Indonesia's target because previously only targeted 16 gold medals and entered the top 10 in the 18th Asian Games which took place in Jakarta and Palembang. Especially with the addition of medals in a number of branches that will be completed on the tenth day or on August 28, 2018.

So far, Indonesia with 22 gold medals, 15 silver medals, and 27 bronze medals is in fourth place in the standings below China in the first place, Japan in second place, and Korea in fourth place. In fifth place, Iran won 17 gold, 15 silver, and 15 bronze. With the number of matches that have lasted up to 80 percent and the number of medals up for grabs is decreasing, Indonesia has met its top 10 targets.

With current achievements, precisely Indonesia must create a new target to be able to enter the top five. The fourth position is likely to last if, in the remaining matches, Indonesia can gain a gold medal so it is difficult for the Islamic Republic of Iran to pursue.

What makes Indonesia so extraordinary in this Asian Games. many sports analysts and observers mention that long and serious preparations from parent sports and government support are the main drivers. The Government of Indonesia provides bonuses for athletes up to Rp1.5 billion for those who get gold medals. This bonus is a stimulus for athletes to achieve the highest achievement.

In addition, the support of the Indonesian audience and community is truly extraordinary. The public interest was present at the very high venue. They are willing to stand in line to get tickets and never tire of encouraging Indonesian athletes they consider to be heroes in the world of sports. Many outside athletes claim to be jealous of the roar of Indonesian audience support that they did not get when competing in their own country.

This achievement certainly cannot make Indonesia off guard. A thorough evaluation must be carried out in all sports, whether they contribute medals or not. The promise of giving bonuses must be immediately realized so that Indonesian athletes are more motivated. In the future, a higher event, namely the 2020 Olympics in Tokyo is already waiting and the Indonesian people hope that Indonesian athletes can also get proud achievements so that they are not labeled only good in their own country.[]








Sejarah Baru Indonesia di Asian Games

Sejarah baru terjadi di Indonesia. Selama keiikutsertaan Asian Games, kali ini Indonesia menoleh sejarah baru dengan mendapatkan 22 medali emas, 15 perak, dan 27 perunggu. Total ada 64 medali yang sudah berhasil diperoleh Indonesia sampai dengan Selasa 28 Agustus 2018 pagi.

Perolehan medali dipastikan akan bertambah karena banyak wakil tim Indonesia yang berhasil menebus babak final. Bahkan dalam cabang bulungtangkis nomor beregu putra Indonesia dipastikan akan merebut medali emas karena terjadi all Indonesian final antara pasangan Kevin Sanjaya Sikamuljo/Markus Gideon dengan pasangan Fajar Alfian/Muhammad Rian Adianto. Final ini mengulang final Asian Games 44 tahun silam ketika pasangan Tjun Tjun/Johan Wahjudi berhadapan dengan pasangan Christian Hadinata/Ade Chandra dalam Asian Games yang berlangsung di Teheran, Iran, pada 1974.

Sementara dalam nomor tunggal, Jonatan Christie berhasil masuk final dan berhadapan dengan pemain bulutangskis Tienchen Choe asal China Taipei. Kalau menang dalam pertandingan ini, medali emas bagi Indonesia bertambah dalam kian kokoh di posisi keempat klasemen sementara.

Perolehan medali pada Senin 27 Agustus 2018 juga menjadi sejarah yang tidak terlupakan bagi kontingen Indonesia karena mendapatkan 10 medali emas masing-masing delapan dari cabang pencak silat dan dua dari panjat dinding. Cabang olahraga pencak silat merupakan seni beladiri asli Indonesia yang kini mendunia. Dalam film Miles 22 dan beberapa film sebelumnya, aktor Iko Uwais memperlihat keindahan dan ketangguhan beladiri pencak silat.

Cabang olahraga ini diharapkan bisa dipertandingkan di Olimpiade, sama seperti taekwondo dari Korea dan karate dari Jepang. Pencak silat bukan hanya olahraga beladiri, tetapi juga bagian dari seni gerak yang mengagungkan kerendahan hati, sportivitas, keindahan gerak, serta keselarasan antara gerak, pikiran, dan jiwa. Sebagaimana taekwondo dan karate yang menggunakan istilah-istilah dalam bahasa Korea dan Jepang, dalam pencak silat juga menggunakan istilah dalam bahasa Indonesia. Beberapa negara seperti Vietnam sangat serius mempersiapkan pencak silat sehingga dalam beberapa even mereka berhasil mengalahkan atlet Indonesia.




Pencapaian 20 medali emas saja sudah melampaui target Indonesia karena sebelumnya hanya menargetkan 16 medali emas dan masuk 10 besar dalam Asian Games ke-18 yang berlangsung di Jakarta dan Palembang. Apalagi dengan tambahan medali dalam sejumlah cabang yang akan dipertandingkan pada hari kesepuluh atau pada 28 Agustus 2018.

Sejauh ini, Indonesia dengan 22 medali emas, 15 perak, dan 27 perunggu bertengger di posisi keempat klasemen sementara perolehan medali di bawah China di posisi pertama, Jepang di posisi kedua, dan Korea di posisi keempat. Di posisi kelima ada Iran yang mendapatkan 17 emas, 15 perak, dan 15 perunggu. Dengan jumlah pertandingan yang sudah berlangsung sampai 80 persen dan jumlah medali yang diperebutkan semakin berkurang, Indonesia sudah memenuhi target masuk 10 besar.

Dengan capaian sekarang, justru Indonesia harus membuat target baru untuk bisa masuk dalam lima besar. Posisi keempat sepertinya akan tetap bertahan bila dalam beberapa pertandingan sisa, Indonesia bisa mendulang medali emas sehingga sulit bagi Republik Islam Iran untuk mengejar.

Apa yang membuat Indonesia begitu luar biasa dalam Asian Games kali ini. banyak analis dan pengamat olahraga menyebutkan adanya persiapan yang panjang dan serius dari induk olahraga serta dukungan pemerintah menjadi pendorong utama. Pemerintah Indonesia menyedikan bonus bagi atlet sampai Rp1,5 miliar bagi yang berhasil mendapatkan medali emas. Bonus ini menjadi stimulus bagi atlet untuk meraih prestasi tertinggi.

Selain itu, dukungan penonton dan masyarakat Indonesia sungguh luar biasa. Animo masyarakat hadir di venue sangat tinggi. Mereka rela antre untuk mendapatkan tiket dan tidak pernah lelah memberi semangat kepada atlet-atlet Indonesia yang mereka anggap sebagai pahlawan di dunia olahraga. Banyak atlet luar mengaku iri dengan gemuruh dukungan penonton Indonesia yang tidak mereka peroleh ketika bertanding di negeri sendiri.

Prestasi ini tentu tidak boleh membuat Indonesia lengah. Harus dilakukan evaluasi menyeluruh ke semua cabang olahraga, baik yang menyumbang medali maupun tidak. Janji pemberian bonus harus segera diwujudkan agar atlet Indonesia semakin termotivasi. Ke depan, even yang lebih tinggi, yakni Olimpiade 2020 di Tokyo sudah menanti dan masyarakat Indonesia berharap atlet Indonesia juga bisa meraih prestasi membanggakan agar tidak dicap hanya jago di negeri sendiri.[]






Badge_@ayi.png


follow_ayijufridar.gif

Sort:  

Alhamdulillah tapi karena permainan di kandang sendiri, lebih gagah daripada di kandang orang😎😃

Posted using Partiko Android

Target peringkat 10 sudah terlampaui, ini menjadi sejarah baru bagi Indonesia. Semoga prestasi serupa bisa dipertahankan di Olimpiade Tokyo 2020 meski cabor yang dipertandingkan berbeda.

Aamiin... semoga lebih baik.nantinya di Tokyo, besar harapan...

Posted using Partiko Android

Masih dua tahun lagi. Kalau harga SBD kembali seperti dulu, bisa menabung dari sekarang dan jalan-jalan ke Tokyo, hehehehehe....

Asseek! Ntar SBD juga melejit bang, kami ikut nebenglah ya.. di ekor pesawat pun jadeh😃

Posted using Partiko Android

Coin Marketplace

STEEM 0.17
TRX 0.13
JST 0.027
BTC 59356.21
ETH 2723.43
USDT 1.00
SBD 2.53