Charity without Limits in the Digital Age: Steem Amal |steemCreated with Sketch.

in STEEM FOR BETTERLIFE2 years ago (edited)

05.jpg
Steem Amal activity in front of 20 selected students from various universities in Java, NTB, South Sulawesi, and Maluku.


ADVANCEMENTS in digital technology have influenced the way people do charity to share with others and reach faraway lands. "We can use an invisible piggy bank in creative ways," said Salman, the volunteer coordinator of the Steem Amal Community in front of 20 students participating in the Nusantara Module Group 3 Nahrasiyah, Malikussaleh University.

In the third Inspiration Module meeting at the Evidence Indah Campus, Lhokseumawe, Sunday (16/10/2022), Salman briefly explained the steemit.com platform based on blockchain technology and cryptocurrency. Then he explained at length how the activists on the Steemit platform, called Steemian, creatively collect donations through settings in the payment (payout) which will go into the account owner's wallet after seven days.

"Through the Steemit platform, we can provide assistance to anyone around the world, even for those who do not have a Steemit account," explained Salman, who has an @radjasalman account.

With the power of caring and togetherness that the Steem Amal Community has, they have built houses for poor families in North Aceh Regency, have helped the development of micro, small, and medium enterprises for community economic development, distributed wheelchair assistance for underprivileged families, distributed mass aid panic, fire victims.

When a fire occurs or there are parties who feel they are entitled to help, Steem Amal volunteers will conduct an assessment. From this assessment, a survey is conducted and then it is decided whether the victim is entitled to receive assistance or not. "The process can take place very quickly, especially for fire victims," ​​continued Salman, who is also an educator.

In addition to Aceh and several countries where there are Steemian, Steem Amal has also distributed aid to victims of the volcanic eruption in Java. "However, for the panic period, we have not been able to deliver it in Java because we do not have volunteers there," added Salman.

Mohammad Faisal from Garut University questioned the similarities of the Steemit platform with a number of other similar platforms. Salman said there are some similarities, but there are differences in the implementation protocol.

After discussing Steem Amal for two hours, the activity continued with the creation of a Steemit account. All members of the Nahrasiyah Group 3 are required to have an account and post Nusantara Module activities on Steemit. Diversity-themed posts are mandatory for all students.

Some of them immediately made posts, even though they had not touched the Nusantara Module activities. If the inspiration for charity in the digital era from Steem Amal is included in the Inspirasi-3 Module, creating an account is included in the Diversity Module 7 by presenting Firya Faiza (@firyfaiz) as a resource person. The Syiah Kuala University student is an active Steemian in a number of communities that are now focusing on cryptocurrency trading.

Questions also came from Andika Fergiyansah who immediately created an @dikavmecktend account. The Kadiri University student questioned the systematics of voting for disaster victims. In addition to creating accounts, students are also taught to make payment settings for Steem Amal.

Group 3 is under the guidance of lecturer Ayi Jufridar and mentor Khaira Lulvita from the Faculty of Law, Malikussaleh University. The members of Nahrasiyah Group 3 are 20 students from the Muhammadiyah University of Jakarta, namely Affan Anansyah Sudirman and Inatsa Thurfah Soedianda. Then Andika Fergiansyah from Kadiri University, Anissa Audina from the College of Islamic Law, Arindra Dewi from Jember University, Dara Nurhanifah from the Indonesian Education Institute, and Mohammad Faisal from Garut University.

Furthermore, Destria Rafika Wulandari from Bachelorwiyata University Taman Siswa, Deva Novitasari from Muhammadiyah University of Sidoarjo, Dhiya Aflah Luswanto Putri from Diponegoro University, Dina Sobil Ahmadani from Dr Hamka Muhammadiyah University, Fina Fitriyani from Makassar State University, and Maryam Uswah Karimah and Muhammad Syahdan Nurdiansyah from Sultan Ageng Tirtayasa University.

The following is the name of the student account of the Nusantara Module Group 3 Nahrasiyah, Malikussaleh University:

  1. Nuri Hidayati/@nurihidayati
  2. Indah Muji Utama/@indh
  3. Inatsa Thurfah Soerianda/@inatsathurfah
  4. Maryam Uswah Karimah/ @maryamuk
  5. Destria Rafika Wulandari/ @desfika
    6.Dara Nurhanifah/@daranh
  6. M. Rizal Rizky Ramli/@rizkyramli
  7. Dhiya Aflah/@dinaraagni
  8. Reva Ngulya Savi'ah/@revangulyaa
  9. Fina Fitriyani/@abcdefnaa
  10. Muhammad Yusril Busyro / @ysrlbsyroo
  11. Andika Fergiyansah / @dikavmecktend
  12. Arindra Dewi / @arindradewi
  13. Siti Mauliati/@sitimauliati
  14. Dina Sobil Almadani/ @sobailegend18
  15. Affan Anansyah Sudirman/@affananansyahs
  16. Mohammad Faisal/@mohammadfaisal09
  17. Deva Novitasari / @devaaan15
  18. Anissa Audina/ @nsaudin_
  19. M. Syahdan Nurdiansyah/@syah06_01

06.jpg
Mengedit foto di gadget.


Steem Amal_05.jpg
berfoto bersama seusai acara.

Beramal tanpa Batas di Era Digital: Steem Amal

KEMAJUAN teknologi digital ikut mempengaruhi cara manusia beramal untuk saling berbagi dengan sesama dan bisa menjangkau negeri jauh. “Kita bisa menggunakan celengan yang tidak terlihat dengan cara kreatif,” ungkap Salman, koordinator relawan Komunitas Steem Amal di hadapan 20 mahasiswa peserta Modul Nusantara Kelompok 3 Nahrasiyah Universitas Malikussaleh.

Dalam pertemuan Modul Inspirasi ketiga di Kampus Bukti Indah, Lhokseumawe, Ahad (16/10/2022), Salman menjelaskan secara singkat tentang platform steemit.com yang berbasis teknologi blockchain dan cryptocurrency. Kemudian dia memaparkan secara panjang lebar bagaimana para pegiat di platform Steemit yang disebut Steemian, secara kreatif mengumpulkan donasi melalui setingan di pembayaran (payout) yang akan masuk ke dompet (wallet) pemilik akun setelah tujuh hari.

“Melalui platform Steemit, kita bisa memberikan bantuan kepada siapa saja di seluruh dunia, meski terhadap mereka yang tidak memiliki akun Steemit,” jelas Salman yang memiliki akun @radjasalman.

Dengan kekuatan kepedulian dan kebersamaan yang dimiliki Komunitas Steem Amal, mereka sudah membangun rumah keluarga dhuafa di Kabupaten Aceh Utara, sudah pernah membantu pengembangan usama mikro, kecil, dan menengah untuk pengembangan ekonomi masyarakat, menyalurkan bantuan kursi roda bagi keluarga kurang mampu, menyalurkan bantuan masa panik korban kebakaran.

Ketika terjadi kebakaran atau ada pihak yang dirasa berhak mendapatkan bantuan, relawan Steem Amal akan melakukan penilaian (asessment). Dari penilaian tersebut dilakukan survei dan kemudian diputuskan apakah korban berhak mendapatkan bantuan atau tidak. “Prosesnya bisa berlangsung sangat cepat, terutama untuk korban kebakaran,” lanjut Salman yang juga seorang pendidik.

Selain di Aceh dan beberapa negara yang terdapat Steemian, Steem Amal juga pernah menyalurkan bantuan kepada korban gunung meletus di Jawa. “Namun, untuk bantuan masa panik kami belum bisa menyerahkan di Jawa karena belum memiliki relawan di sana,” tambah Salman.

Mohammad Faisal dari Universitas Garut mempertanyakan kesamaan platform Steemit dengan sejumlah platform sejenis lainnya. Salman menyebutkan, ada beberapa persamaan, tetapi terdapat perbedaan dalam protokol pelaksanaannya.

Setelah pembahasan tentang Steem Amal selama dua jam, kegiatan dilanjutkan dengan pembuatan akun Steemit. Semua anggota Kelompok 3 Nahrasiyah diwajibkan memiliki akun dan membuat postingan kegiatan Modul Nusantara di Steemit. Postingan bertema keberagaman menjadi menu wajib bagi semua mahasiswa.

Beberapa di antara langsung membuat postingan, meski belum menyentuh kegiatan Modul Nusantara. Jika inspirasi beramal era digital dari Steem Amal masuk dalam Modul Inspirasi-3, pembuatan akun masuk dalam Modul Kebinekaan 7 dengan menghadirkan Firya Faiza (@firyfaiz) sebagai narasumber. Mahasiswa Universitas Syiah Kuala tersebut merupakan Steemian aktif di sejumlah komunitas yang sekarang fokus dalam trading cryptocurrency.

Pertanyaan juga datang dari Andika Fergiyansah yang langsung membuat akun @dikavmecktend. Mahasiswa Universitas Kadiri itu mempertanyakan sistematikam pemberita suara atau vote untuk bantuan korban bencana. Selain membuat akun, mahasiswa juga diajarkan membuat setingan pembayaran untuk Steem Amal.

Kelompok 3 berada di bawah bimbingan dosen Ayi Jufridar dan mentor Khaira Lulvita dari Fakultas Hukum Universitas Malikussaleh. Anggota Kelompok 3 Nahrasiyah berjumlah 20 mahasiswa yang berasal dari Universitas Muhammadiyah Jakarta, yakni Affan Anansyah Sudirman dan Inatsa Thurfah Soedianda. Lalu Andika Fergiansyah dari Universitas Kadiri, Anissa Audina dari Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Islam, Arindra Dewi dari Universitas Jember, Dara Nurhanifah dari Institut Pendidikan Indonesia, dan Mohammad Faisal dari Universitas Garut.

Selanjutnya Destria Rafika Wulandari dari Universitas Sarjanawiyata Taman Siswa, Deva Novitasari dari Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, Dhiya Aflah Luswanto Putri dari Universitas Diponegoro, Dina Sobil Ahmadani dari Universitas Muhammadiyah Dr Hamka, Fina Fitriyani dari Universitas Negeri Makassar, serta Maryam Uswah Karimah dan Muhammad Syahdan Nurdiansyah dari Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Berikut ini nama akun mahasiswa Modul Nusantara Kelompok 3 Nahrasiyah Universitas Malikussaleh:

  1. Nuri Hidayati/@nurihidayati
  2. Indah Muji Utama/@indh
  3. Inatsa Thurfah Soerianda/@inatsathurfah
  4. Maryam Uswah Karimah/ @maryamuk
  5. Destria Rafika Wulandari/ @desfika
    6.Dara Nurhanifah/@daranh
  6. M. Rizal Rizky Ramli/@rizkyramli
  7. Dhiya Aflah/@dinaraagni
  8. Reva Ngulya Savi'ah/@revangulyaa
  9. Fina Fitriyani/@abcdefnaa
  10. Muhammad Yusril Busyro / @ysrlbsyroo
  11. Andika Fergiyansah / @dikavmecktend
  12. Arindra Dewi / @arindradewi
  13. Siti Mauliati/@sitimauliati
  14. Dina Sobil Almadani/ @sobailegend18
  15. Affan Anansyah Sudirman/@affananansyahs
  16. Mohammad Faisal/@mohammadfaisal09
  17. Deva Novitasari / @devaaan15
  18. Anissa Audina/ @nsaudina_
  19. M. Syahdan Nurdiansyah/@syah06_01

03.jpg


04.jpg
Saya memberikan sedikit pengantara sebelum diambilalih @radjasalman dan @firyfaiz.

Sort:  

Mantap. Selain meraih pundi-pundi pemasukan, kita juga bisa beramal dengan berbagi penghasilan di platform kece Steemit tanpa harus bertatap muka. Hanya dengan men transfer lewat dompet digital, semuanya beres.

 2 years ago 

Pemasukan sudah lama nggak @midiagam. Cuma tinggai mbong teuk...

Hehe, gak seperti dulu ya bang, bisa kita sell kapan saja. Sekarang malah dibuat rumit.

 2 years ago 

Ta saba dile padum buleun teuk, asai ka sep keu jeulame, ta publoe laju...

Hahaha,, siippp bang

 2 years ago 

selamat datang adik2 mahasiswa di platform Steemit, platform digital yang akan mewarnai dunia di masa depan.

 2 years ago 

Terima kasih Kak @zainalbakri, sahut anak-anak...

 2 years ago 

hahaha. kop seunang teuh, wate jitem hei meunan.

 2 years ago 

Informasi yg sangat detil banget bg Ayijuridar, gak nyangka makin banyak yang tertarik tuk gabung ke steemit. Kalau rame tambah seru dan semangat bersteemit.

 2 years ago 

Mereka bergabung ke Steemit karena wajib membuat laporan kegiatan di Steemit. Orang Aceh bilang, sipat tak lapan pat lut.

 2 years ago 

terlihat mereka sangat antusias sekali untuk melakukan hal positif yang tak terbatas dengan menggunakan steemit platform.

 2 years ago 

Padahal mereka bisa menjadi duta Steemit bagi kampus mereka dan generasi muda di Jawa. Beberapa mahasiswa tersebut memiliki kemampuan bagus dalam bidang IT.

Coin Marketplace

STEEM 0.19
TRX 0.14
JST 0.030
BTC 59933.20
ETH 3191.47
USDT 1.00
SBD 2.44