Asuransi Unit Link di Prudential yang Merugikan dan Pilihan Investasi di Saham |

in Steem Entrepreneurs3 months ago

IMG_5288.jpg
Bang Atha ketika dirawat di RS TNI-AD Lhokseumawe dan menggunakan asuransi Prudential.


Saya menganggap asuransi itu penting, sehingga tidak ragu menjadi nasabah Prudential. Meski kami sudah membayar asuransi milik pemerintah secara rutin karena dipotong dari gaji, saya membuka asuransi di Prudential untuk dua anak, Kak Amira dan Bang Atha. Untuk Amira kami membayar Rp300 ribu dan untuk Bang Atha Rp400 ribu setiap bulan.

Setelah 10 tahun, saya dan istri melihat bahwa kami kehilangan uang lebih dari 50 persen. Dalam polis yang diberikan, memang ada potongan yang berbeda setiap tahun. Namun, karena setiap unit link tersebut bernilai, harusnya nasabah tidak kehilangan uang lebih dari 50 persen.

Tidak heran bila pada 2019, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menerima 360 pengaduan terkait unit link. Setahun berikutnya, jumlah aduan melonjak 65 persen menjadi 593. Sedikitnya, ada 2,4 juta nasabah yang harus tutup asuransi. Pada kuartal I-2021, pengaduan soal unit link dari nasabah sudah tercatat mencapai 273 kasus.

Beberapa media memberitakan, tidak hanya mengadu ke OJK, nasabah yang merasa ditipu juga melaporkan hingga ke Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Baru menginjak awal 2022, kasus unit link kembali menyeruak.

Pada 17 Januari 2022, sebanyak 16 orang nasabah menggeruduk kantor PT Prudential Life Assurance, PT AIA Financial, dan PT Axa Mandiri. Sekelompok orang tersebut merupakan bagian dari kelompok nasabah serta mantan nasabah ketiga perusahaan asuransi tersebut yang merasa dirugikan karena membeli produk asuransi unit link yang ditawarkan.

Saya mencoba mengilustrasikan dalam asuransi anak saya yang bernama Athari Jufri. Dengan Rp400 ribu x 12 bulan x 10 tahun = Rp48 juta dengan asumsi tanpa melalui skema unit link. Ketika kami menutup asuransi setelah 10 tahun, kami hanya menerima sekitar Rp22 juta alias kurang dari 50 persen.


IMG_5223.jpg

IMG_5285.jpg

IMG_5286.jpg


Kalau begini modelnya, saya katakan kepada istri, lebih baik uang Rp400 ribu itu setiap bulan kami menyicil untuk membeli saham blue chip yang lebih menguntungkan. Sejak menjadi nasabah di Bursa Efek Indonesia pada 2016, saya belum pernah menahan saham sampai 10 tahun. Saya tipe holder yang menjual saham ketika mendapatkan keuntungan 10 persen ke atas. Tidak ada saham yang saya tahan sampai 10 tahun untuk mendapatkan keuntungan deviden setiap tahun. Saya bayangkan, kalau membeli saham BCA Rp48 juta secara menyicil, saya bisa mendapatkan keuntungan dari capital gain atau dari deviden. Satu hal lagi, saya tipe investor yang anti-cut loss.

Toh, untuk asuransi, kami masih ditanggung kantor sehingga asuransi di Prudential lebih baik dialihkan ke saham.

Secara mencari dari berbagai sumber, saya mendapatkan sebuah analisis tentang skema unit link seperti di bawah ini:


Sebenarnya di mana letak masalah utama dari kasus dan skandal unit link ini?

Sebelum masuk ke pokok permasalahan, alangkah lebih baik untuk memahami apa itu asuransi dan produk unit link terlebih dahulu.

Seperti yang sudah diketahui bersama, asuransi merupakan salah satu produk jasa keuangan yang menawarkan proteksi terhadap risiko. Dalam konteks ini risiko bisa beragam namun tetap menginduk pada risiko kerugian seperti risiko kematian, risiko cacat, hingga risiko kerusakan aset.

Sedangkan unit link merupakan pengembangan produk asuransi di mana nasabah tidak hanya mendapatkan proteksi tetapi juga investasi.

Secara sederhana, jika pada asuransi tradisional nasabah membayar premi untuk mengalihkan risiko yang mungkin mereka hadapi di masa mendatang kepada pihak asuransi, pada kasus unit link sebagian dari uang yang disetorkan dalam premi akan digunakan untuk kebutuhan investasi nasabah.

Sebenarnya secara konsep tidak ada yang salah. Unit link tetap menjadi salah satu produk inovasi keuangan yang sebenarnya bisa menjadi solusi atas kebutuhan keuangan nasabah.

Namun sayangnya, unit link justru menimbulkan permasalahan yang melibatkan 3 pihak yakni nasabah, agen asuransi, dan perusahaan asuransi.


IMG_5297.jpg

Skema yang umum dilakukan oleh perusahaan asuransi untuk menjual produknya ke nasabah adalah melalui sistem keagenan yang dibentuk menyerupai model multi-level-marketing (MLM).

Di sini, agenlah yang menjadi pihak untuk menawarkan jasa asuransi kepada nasabah dan sebagai imbalannya para agen mendapatkan komisi atas perekrutan nasabah.

Dalam skema penjualan asuransi, terutama unit link, banyak kasus agen asuransi sebenarnya tidak memahami produk asuransi itu sendiri serta kebutuhan dari nasabah. Pada beberapa kasus agen tidak menjelaskan adanya biaya akuisisi yang berlangsung selama beberapa tahun (biasanya 5 tahun) dan hanya memberikan iming-iming imbal hasil dari investasi yang dikelola oleh pihak asuransi.

Namun konsekuensi dari adanya biaya akuisisi tersebut adalah nasabah tidak bisa serta merta menarik uang investasinya dalam periode tertentu karena hanya akan menimbulkan kerugian. Begini modelnya, asumsikan bahwa seorang nasabah menabung premi ke perusahaan asuransi X dengan besaran Rp 1 juta per bulan untuk produk unit link.

Agen biasanya juga melebih-lebihkan bahwa jika memilih produk unit link saham berpotensi dapat menghasilkan return besar per tahun katakan hingga 20 persen sehingga nasabah mengira cuan 20% tersebut pasti didapat padahal angka ini hanya asumsi sang agen. Agen juga tidak menjelaskan bahwa sebenarnya dibalik pembayaran premi tersebut ada biaya akuisisi untuk pihak asuransi, management fee, hingga komisi agen yang besarannya berbeda-beda selama beberapa tahun.

Biasanya di tahun pertama biaya akuisisi akan cenderung besar, baru turun di tahun kedua hingga kelima dan setelahnya tidak dikenakan biaya akuisisi. Asumsikan dalam kasus ini biaya akuisisi di tahun pertama adalah 50 persen, tahun kedua 40 persen kemudian tahun ketiga hingga kelima 15 persen.

Dengan skema awal premi 1 juta per bulan dan return investasi 20 persen per tahun, maka seharusnya dalam setahun premi yang dibayarkan nasabah mencapai Rp 12 juta. Sampai di sini kelihatannya nasabah diuntungkan. Namun ingat, ada biaya akuisisi yang besarnya tadi diasumsikan 50 persen.

Artinya dari premi Rp 1 juta/bulan tadi yang diputarkan untuk kebutuhan investasi nasabah hanya Rp 500 ribu, sehingga jika nasabah menuntut untuk mencairkan uang investasinya maka yang didapat tentu jauh lebih sedikit dari yang sudah dibayarkan setelah dipotong biaya-biaya yang perlu dibayarkan seperti biaya akuisisi dan biaya pengelolaan investasi dalam bentuk management fee.

Kasus ini banyak terjadi di kalangan nasabah unit link yang merasa dirugikan karena memang masalahnya bisa banyak, mulai dari agen yang tidak menjelaskan skema kerja sama, tidak paham, terlalu menjanjikan imbalan investasi yang sangat besar guna mendapatkan nasabah, hingga nasabah sendiri yang sama sekali tidak paham.

Seringkali pihak agen juga tidak memetakan kebutuhan nasabah dengan baik. Tak jarang nasabah yang ditawarkan produk asuransi unit link juga buta atau awam akan investasi. Agen akan cenderung merekomendasikan investasinya di aset berisiko seperti saham karena berpotensi memberikan return yang tinggi.

Padahal dalam skenario investasi unit link produknya ada beragam mulai dari pasar uang, pendapatan tetap, investasi balanced fund hingga ekuitas. Semua itu didesain untuk memenuhi kebutuhan nasabah berdasarkan profil dan selera risiko masing-masing.

Pihak agen juga seringkali menggiring nasabah untuk mengambil asuransi unit link padahal nasabah tersebut hanya membutuhkan asuransi saja karena komisi yang didapatkan agen dari penjualan unit link lebih besar dari komisi asuransi saja. Cara yang dipakai biasanya sang agen akan mengatakan apabila mengambil asuransi saja sangat disayangkan karena uangnya akan 'hangus', padahal dalam kasus unit link porsi asuransi juga sejatinya akan 'hangus'.
Masalah juga datang dari bagaimana pihak asuransi mengelola dana investasinya.

Dalam beberapa kasus, Manajer Investasi (MI) yang mengelola dana nasabah juga bertindak nakal dengan membeli saham gorengan di harga mahal dari bandar dengan iming-iming mendapatkan cash back. Ini membuat manajemen investasi menjadi tidak pruden dan berbasiskan tata kelola risiko (risk management) yang baik.

Nantinya ketika saham gorengan tersebut tidak di-maintain lagi oleh sang bandar dan longsor parah, tentunya yang menderita kerugian adalah nasabah asuransi tersebut. Inilah yang menyebabkan banyak imbalan Unit Link Saham yang dikelola oleh MI asuransi kinerjanya sangat jelek dan kinerjanya jauh berada di bawah benchmark yakni IHSG.
Bagaimanapun juga asuransi saja sudah termasuk produk keuangan yang cukup advanced. Apalagi untuk masyarakat Indonesia yang literasi keuangannya juga bisa dibilang masih rendah.

Jika mengacu pada kasus unit link setidaknya ada beberapa permasalahan yang memang membuat polemik terus muncul ke permukaan mulai dari agen yang tidak paham dan nakal dalam menawarkan produk, literasi keuangan nasabah yang rendah, hingga MI yang tidak profesional dan tidak becus dalam mengelola dana nasabah.[]


2ecdd1dc-8ef6-4211-a5aa-dbb700b5face.JPG

4fa9cf8d-bc29-41b2-854e-287969d56331.JPG

88ebef15-5188-4d67-9607-1d3e695cf8b5.JPG

c616e5df-ac77-49dd-b1bd-d0d09420a01d.JPG
Bang Atha dan Dek Rafa ketika liburan di Sabang.

Sort:  
 3 months ago 

Many thanks to the Steem Entrepreneurs community users who shared the original posts. We hope your contributions continue to inspire and strengthen the entrepreneurial spirit in our community.

Status Club#club5050
Tag #steemexclusiveYES
Plagiarism & AI-freeYES
Bot-freeYES
Support of #burnsteem25NO
Beneficiaries of #steempreneurshipYES
Verification date
May 24, 2024

Kind regards,
Steem Entrepreneurs Team

 3 months ago 

Thank so much @harferri, @steemcurator07, dan @patjewell.

Pleasure!☕


We support quality posts and good comments posted anywhere and with any tag.
Curated by : @patjewell

Halo sobat salam kenal, saya tidak tahu berapa nilai uangnya, tapi hanya dengan melihat gambarnya saja saya sudah tahu bahwa biaya yang harus dibayar sangat mahal, tapi itu semua demi kesehatannya.

Semoga anak anda sudah jauh lebih baik sekarang, salam.

 3 months ago 

I don't pay too much for Prudential insurance, but because the payment period is up to 10 years and there are no claims, I consider the unit-linked insurance scheme to be very detrimental.

Thank you @yamelis21.

Coin Marketplace

STEEM 0.16
TRX 0.15
JST 0.029
BTC 56739.93
ETH 2400.98
USDT 1.00
SBD 2.30