Agar Ide Mengalir Deras

Pernah lihat ketika ibu-ibu marah besar?
Menakjubkan. Ketika orang marah besar, saat ada tekanan emosi yang sangat kuat, kata-kata mengucur deras dari mulut mereka. Mereka selalu kreatif menciptakan kalimat-kalimat yang tajam, seakan-akan di benak mereka sudah tersedia stok ucapan yang melimpah. Mereka dengan sangat mudah mempertautkan satu ide dengan ide lainnya. Otak mereka menghubungkan semua pengalaman secara sempurna dalam waktu singkat dan amat cepat.

Seperti orang yang sedang marah besar, kita dapat menulis dengan kecepatan tinggi bila perasaan kita sejalan dengan pikiran. Semakin kuat perasaan kita saat menulis, semakin lancar kalimat mengalir. Berbagai ide yang berkelebat dalam pikiran akan dengan mudah kita rangkai dalam satu tulisan yang menarik, mengalir dan enak dibaca. Keterlibatan perasaan yang kuat akan meningkatkan konsentrasi kita sampai ke tingkat yang sangat tinggi. Inilah yang mengantar kita pada posisi dengan kondisi “mengalir”.

Secara sederhana, mengalir adalah keadaan ketika seseorang sepenuhnya terserap ke dalam apa yang sedang dikerjakan. Perhatiannya hanya berfokus kepekerjaan tersebut, kesadaran menyatu dengan tindakan. “Mengalir” yang ditandai dengan perasaan bahagia yang spontan dan bahkan keterpesonaan. Bekerja dalam keadaan “mengalir” terasa sangat menyenangkan, secara intrinsik bermanfaat. Inilah yang meningkatkan kinerja otak kita sehingga sangat efisien dan peka.

Barangkali inilah sebabnya, seseorang dalam menulis sangat bergantung pada keadaan Mood. Persoalannya, haruskah kita terus bergantung pada mood untuk mencapai kondisi “mengalir”?. Tentu saja tidak. Ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan supaya ide terus mengalir dengan deras dan melawan perasaan malas;

Bangkitkan Perasaanmu
Ada beberapa cara yang biasa saya lakukan untuk membangkitkan saat menuangkan tulisan. Pertama, menemukan alasan mengapa ide itu harus saya tuliskan. Ketika saya mampu merasakan beratnya permasalahan yang sedang saya tulis,kalimat-kalimat itu akan muncul dengan cepat, walaupun kalimat yang tersusun penuh dengan muatan emosi yang kuat. Barangkali inilah yang akan membawa pembaca untuk terlibat perasaan saat mencerna isi tulisan.

Kedua, menghadirkan suara musik klasik dengan nada lembut, ini dapat merangsang jiwa dan perasaan serta membangkitkan kekuatan jiwa. Disaat saya lelah dan hampir kehilangan semangat, maka syair-syair lagu dapat membangkitkan kembali semangat untuk menemukan ide dan merangkai kata satu demi satu.

Ketiga, menghadirkan suasan emosi dengan aroma. Ini jarang saya lakukan dan sering saya gantikan dengan pergi ketempat yang luas, seperti pinggir laut atau tempat yang sunyi atau bahkan saya coba menemukan ide menulis ketika larut malam, karena kondisinya sudah sedikit sunyi.

Menajamkan Ketrampilan
Penguasaan keahlian kita lebih tinggi apabila kita berusaha untuk selalu lebih baik daripada sebelumnya, dengan belajar dari kesalahan yang kita lakukan sendiri.

Alhasil, ide akan lebih deras mengalir kalau kita terlatih. Bukan semata-mata jam terbang. Meskipun jam terbang yang padat akan membuat kita mudah menuangkan ide dan gagasan, tapi jika tanpa secara sadar berusaha menulis yang baik, tingginya jam terbang hanya memberikan kita kelancaran saja. Kita dapat menulis dengan cepat dan lancar, hanya saja tanpa greget dan harmonis. Jadi, beda derasnya ide mengalir karena tajamnya ketrampilan menulis dengan sekedar bisa karena biasa.

Perbanyak pengetahuan
Berbekal kepekaan dan kuatnya perasaan, orang tidak biasa menulispun dapat melahirkan karya yang menggugah perasaan. Mereka dapat menuangkan kata-kata indah. Tapi keindahan semata tanpa totalitas pikiran yang kuat, akan cepat hilang pesonya.

Nah, tulisan yang semacam ini tidak akan lahir kalau kita hanya membangkitkan perasaan. Kita juga perlu mennguatkan dengan pengetahuan yang matang, pikiran yang total, dan nalar yang jernih. Menulis tidak boleh berhenti belajar, apa yang akan kita tulis bila tidak belajar dengan apa yang telah dituliskan. Sekian semoga ada manfaatnya.