Tragedy Aceh Belanda 5 April 1873
5 April 1873 Kapal Perang Belanda mendarat di Perairan Pante Ceuremen, Setelah sebelumnya Belanda menabuh genderang Perang terhadap Negara Kerajaan Aceh pada 26 Maret 1873. Dalam peperangan beberapa hari tersebut Belanda Hanya mampu melangkah kan kaki sampai ke Pelataran Masjid Raya Baitur Rahman, kira kira pada pukul 07:00 tanggal 14 April 1873 Belanda berhasil menguasai Masjid Raya. Namun tak berselang lama pada pukul 09:00 tanggal 14 April 1873 sebutir peluru Pejuang Aceh berhasil menembus tubuh Seorang Jenderal Expedisi Belanda JHR. Kohler.
Sungguh sebuah tagihan harga yang sangat mahal sekali bagi Belanda karena menginjakkan kaki mereka di Tanah Masjid kebanggaan rakyat Aceh. Hari itu juga Belanda dipukul mundur oleh Endatu kita ke Pante Ceuremen. Akhirnya setelah beberapa hari bertahan di Pante Ceuremen, pada tanggal 29 April 1873 armada Belanda mengangkat Jangkar meninggalkan perairan Aceh kembali ke Indonesia yang pada masa itu disebut dengan Hindia Belanda tepatnya dengan ibukota Batavia.
Tidak ada kehancuran yang berarti untuk Aceh pada tahun itu, setiap hari nya pedagang pedagang Aceh masih memenuhi kapal kapal kecil nya dengan Lada dan dagangan lain hilir mudik melewati Selat Malaka untuk berbisnis dengan negara negara Eropa lainnya.
Jika kita membangun sebuah Monumen yang megah melebihi ketinggian Gunung Seulawah pun mungkin belum sebanding untuk menghargai Keberanian Endatu Endatu kita Para Pejuang Aceh dalam melayani tamu yang tak di undang tersebut.
Mardhawy Abu Bakar, 5 April 2018.1. item
Mengigatkan sesuatu
Pejuang aceh memang luar biasa