Hikmah Dibalik "Lupa"
Hai Sahabat Motivation Story yang sedang duduk di pojok itu. Maaf mungkin terlalu lama membuatmu menunggu. Meski entahpun engkau merindu dibalik perahu ⛵. Aku hanya ingin mengucapkan satu kata untukmu, "Aishiteru" 💝
Lama tidak bertemu. Mengapa duduk termangu. Sini duduk untuk kuberi tahu. Bahwa aku sedikit rindu
Jangan pasang wajah sendu disitu. Jangan juga tanganmu terus berpangku. Aku janji, aku tidak akan membuatmu menunggu. Tidak pula untuk membuat kalbumu bisu
Biarkan saja mereka gagu. Diam saja sana dibalik pohon sagu di simpang tugu. I try my best untuk tidak membuatmu menjadi ambigu. Apalagi menjadikanmu ikan fugu
"Rancu...?!"
Aku tak mau tahu
Risalah hati tak bertepi. Kubasahi dahaga tanpa tapi. Tapi satu ini bukan tentang kopi. Melainkan tentang menulis pakai hati !
Bisakah engkau bayangkan, apa jadinya jika Yaa Ghofur tidak memberikan sifat lupa (pelupa) kepada kita selaku insan ???!
Membayangkan ini bagiku, sungguh sangat mengerikan.
Bagaimana bisa jika saja Yang Maha Pencipta tidak memberikan kita sifat lupa, maka sungguh kita akan menjadi orang yang pendendam atas segala insan yang bernafas di dunia-Nya.
Dilema...
Tak dinyana aku, kau dan dia pasti pernah merasa tersakiti oleh si anasir yang punya hati. Entahlah itu disengaja maupun tidak, tentu saja tak bisa dilupai
Aku sedikit menepi di pojok kiri. Untuk bisa mengetik ini aku butuh mantik dan hati. Tak peduli meski tak ada secangkir kopi disisi. Main point dari semua ini adalah naluri.
Let's back to the real topic, "Hikmah Dibalik Lupa"
Pertama kalinya mendengar materi ini, "Mengapa Allah SWT memberikan kita sifat pelupa ?!", adalah ketika aku mengikuti RohIs (Rohani Islam) di Sekolah Menengah Umum di Sigli setiap Jum'at sehabis pulang sekolah setelah jam 12 siang.
Hal itu terus saja terngiang-ngiang di benakku hingga sekarang. Membekas sekali rasanya.
Otak kananku mendominasi sekali tentang hal yang 1 (satu) ini. Kubiarkan saja mereka terus aktif dan duduk manis di tepi. Sesekali aku °tried to build a monologue° dalam secangkir kopi dibalik delusi. Aku akui bahwa lupa memang sifat alami dan salah satu berkah dari Ilahi
Mari kita ambil beberapa contoh cerita :
✓ Suatu kali seorang karyawan ditegur oleh managernya karena kesalahan yang cukup fatal yang dilakukan. Tak sengaja karyawan tersebut salah menginput data laporan. Ini sungguh benar-benar diluar dugaan. Biasanya sang karyawan cukup detail dan penuh keakuratan. Namun siapa sangka setiap insan dalam hidupnya pasti pernah melakukan kesilapan. Begitu juga dengan si karyawan. Habislah beliau dengan segala omelan dan kemarahan
Namun apa jadinya jika si karyawan menyimpan dendam karena masih mengingat atas segala apa yang dilakukan sang atasan. Lantas emosi tak tertahan hingga tak mau memberikan kemaafaan karena lekatnya ingatan.
Alhamdulillah tidak begitu. Karyawan berusaha melupakan kejadian tersebut, aware atas kesalahan yang dilakukan dan memaafkan serta melupakan sang atasan saat dalam kemarahan
✓ Tak sengaja kau menyenggol seseorang ketika sedang berjalan. Lantas kaupun meminta maaf dan seseorang tersebut memaafkan, memaklumi serta melupakan kejadian tersebut
✓ Kita terkadang mendatangi dan bahkan memandikan mayat saudara/tetangga. Lalu mengurusnya hingga selesai pemakaman. Selang beberapa hari kita sudah lupa dengan peristiwa kematian. Malah tak jarang bisa tertawa kembali seperti sebelum ada berita kematian datang. Tidak mungkin bayangan saat mayat dimandikan, dikafani, dan terakhir dimasukkan keliang kubur terus-terusan ingat. Jadi bayangan itu telah hilang dan lupa dengan datangnya urusan-urusan duniawi yang datang. Kalau saja bayangan itu terus menghantui, tentu untuk aktifitas pribadi serasa tidak bergairah. Akan terganggu dengan ingatan-ingatan yang tak disukai manusia
Source : jejakhikmah.blogspot
Disinilah tupoksi (tugas pokok dan fungsi) dan tata letak sifat °lupa. Yaa Rahim memberikan segala sesuatu bukan secara tanpa alasan. Termasuk sifat °lupa itu sendiri. Jika Sang Khaliq tidak menganugerahkan si °kecil (°read : lupa) yang mempunyai big impact terhadap kita maka sudah pasti dendam mendarah-daging di atma raga manusia
Maka lantas aku menyebut anugerah besar dari Yang Maha Kuasa adalah "Sahmura dibalik swastamita"
Betapa lupa adalah salah satu nikmat yang terkadang lupa kita syukuri. Atau malah bahkan sering kita gerutu-i
Padahal lupa adalah salah satu the biggest nikmat yang Yaa Wahab berikan kepada kita yang terkadang kita suka lupa terhadap hikmah dibalik lupa
Jangan kau pura-pura lupa ...!
Sini duduk 1 depa untuk kita berbicara meski aku tahu kau sedang tidak butuh nasehat apa-apa. Dan mungkin dengan sejenak aksa lambat-laun kau memandang bahwa aku bukan siapa-siapa. Namun tidak ada salahnya ya jika kita saling bertegur sapa
Aku benar-benar tidak bisa membayangkan jika saja Yaa Malik tidak memberikan sifat lupa kepada kita makhluk-Nya
Hingga pada akhirnya,
"Hikmah dibalik lupa adalah tidak menjadikan kita anasir yang memupuk tumpuk dendam didalam dada"
Semoga kita termasuk orang-orang yang bersyukur atas nikmat lupa yang diberikan Allah Ta'ala
Dua minggu terakhir, neuronku sedikit seperti benang wol yang menggelinding ke korok mulut goa. I have no idea. Bahkan asmaradanapun tak mampu menembusnya. Namun pada akhirnya, aku hanya ingin menulis saja.
Soal itu (tulisan motivation story ini) apakah nanti akan dianggap sebagai seonggok lazuardi atau hanya sebiji kwaci, siapa yang peduli. Main pointnya adalah aku berusaha menulis pakai hati. Bukan pakai kawat gigi !
With all my heart, I didn't mean to hurt 🤍
See you when I see you fellows 👋🏻
Thank you a billion to Mr. @steemadi @aneukpineung78 @msofficial @muzack1 @firyfaiz @radjasalman to give motivation & support in this platform.
5% Payout Postingan Ini, Saya Donasikan kepada akun @msofficial guna kemajuan & mendukung akun komunitas untuk lebih baik berkembang lagi kedepannya
Warm regards,
Intropluv
Wow lupa juga anugerah, tapi jangan melupakan anugerah yang maha kuasa, hehehe...
Ahahaha... Siap Bg @radjasalman 😄