Festival Sastra Internasional

INI adalah pengalaman pertamaku menjadi pembicara di event sastra internasional, Oktober 2011. Oleh panitia aku terpilih di antara 25 peserta dengan penilaian naskah novelku Lampuki yang memenangkan Sayembara Novel Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) di tahun yang sama.

THIS was my first experience as a speaker at an international literary event in October 2011. By the committee I was selected among 25 participants with the judgment of my novel Lampuki who won the Novel Arts Council (DKJ) Novel Competition in the same year.

Beda dengan peserta lainnya, aku berada di kalangan pembicara dari negara-negara lain, termasuk Jepang dan Amerika. Aku membicarakan soal politik, konflik, budaya, dan kemanusiaan. Anehnya, pembicaraanku yang sederhana mendapatkan sambutan luar biasa. Mereka menilai, aku memiliki ketegasan dan kekuatan bahasa dalam bertutur. Padahal kenyataannya aku biasa saja.

Unlike other participants, I was among speakers from other countries, including Japan and America. I'm talking about politics, conflict, culture, and humanity. Oddly enough, my modest speech received a great reception. They judge, I have the firmness and power of language in speaking. Though the fact I'm normal.

Bersambung kapan-kapan... (Continued sometime...)

---

---