The Diary Game (June 14, 2021) - Senin Lagi, Sibuk Lagi

Senin telah tiba, ku bergelut lagi dengan rutinitas di rumah sakit. Di luar rumah terlihat cuaca masih mendung, aku segera mengeluarkan mobil dan melaju ke Kota Sigli. Perjalanan sejauh lebih kurang 45 kilometer ini ku tempuh dengan durasi sekitar 45 menit. Lalu lintas di jalan sudah sedikit sepi saat aku keluar dari rumah jam 8 lewat.

Aku selalu memilih jam segini untuk melaju ke Kota Sigli karena lalu lintas yang sudah sepi sehingga aku bisa melajukan mobil dengan kecepatan tinggi. Tapi saat memasuki Kota Beureunuen laju mobil harus ku kurangi karena lalu lintas sudah sedikit padat. Sekitar jam 9 pagi aku sudah tiba di Rumah Sakit Umum Teungku Chik Ditiro Sigli. Dari dalam mobil terdengar suara dering smartphone saat aku memarkirkan mobil di parkiran rumah sakit. Ternyata rekan kerja yang menghubungi ku karena sudah ada pasien yang menunggu.

Dalam perjalanan menuju tempat kerja di Kota Sigli

Aku merasa bersalah karena keterlambatan ku pagi ini, ku hampiri pasien tersebut dan meminta maaf atas keterlambatan ku, sebuah senyuman yang terukir dari sudut bibirnya sudah melegakan hatiku. Aku segera mengajaknya ke dalam ruangan untuk dilakukan pemeriksaan CT. Tapi sebelumnya pasien ini sudah dilakukan skin test dari media kontras yang di salin dengan NaCl untuk menguji tubuhnya terhadap efek dari kontras media yang akan disuntikkan nantinya.

Aku perhatikan pasien tersebut tidak menunjukkan gejala kontra indikasi dari skin test yang disuntikkan sekitar 15 menit yang lalu. Pasien tersebut seorang wanita yang sebaya dengan ku, dia harus dilakukan pemeriksaan Head CT dan kontras media karena dicurigai adanya massa di dalam jaringan otaknya.

Ku tanya pada pasien tersebut dengan siapa dia ke sini, dengan senyum yang manis dia menjawab bersama suaminya, tapi suaminya pergi ke kantin sebentar untuk membeli air mineral. Setelah memastikan semua prosedur persiapan sebelum pemeriksaan sudah dijalankan, aku segera menuntun pasien tersebut untuk tidur di atas meja pemeriksaan. "Bang Joel", begitu kami memanggilnya yang merupakan perawat di Radiologi segera melakukan persiapan untuk memasang Abocath ukuran 20 pada siku bagian dalam pasien. Abocath ini sebagai media untuk memasukkan kontras media saat pemeriksaan berlangsung.

Sekitar 30 menit kemudian pemeriksaan sudah selesai, tapi tiba-tiba pasien tersebut mengalami mual dan muntah, aku dengan sigap berlari menghampiri dan membawa ember penadah untuk menampung muntahannya. Setelah ku berikan air mineral, pelan-pelan kondisinya semakin membaik. Aku berpesan kepada Bang Joel agar pasien ini dilakukan observasi selama 30 menit untuk mengevaluasi reaksi kontras media yang disuntikkan tadi. Aku juga berpesan agar Bang Joel menghubungi suaminya. Sekitar 5 menit kemudian suaminya sudah bersama pasien tersebut, aku menjelaskan panjang lebar tentang pemeriksaan yang baru saja dijalani oleh istrinya serta menenangkannya yang terlihat cemas dengan kondisi istrinya.

Kontra indikasi seperti mual dan muntah ini sangat jarang terjadi, dugaan ku ini karena pasien tersebut sebelum pemeriksaan menunjukkan rasa cemas sehingga terjadi mual dan muntah. Setelah kami observasi selama 30 menit, pasien tersebut sudah normal, kami menitipkan nomor kontak apalagi sewaktu-waktu pasien tersebut menunjukkan gejala lainnya dalam 1 x 24 jam ke depan.

Meja kerja ku yang berantakan dengan berbagai berkas permintaan pemeriksaan CT Scan

Kemudian kami melanjutkan pemeriksaan CT Scan terhadap pasien lainnya. Tapi aku lebih banyak disibukkan dengan melakukan pengolahan dan manipulasi data imaging untuk ditampilkan sesuai dengan diagnosa. Satu persatu aku menyelesaikan pekerjaan tersebut hingga jam istirahat pun tiba.

Setelah makan dan sholat, aku dihubungi oleh teman ku mengabarkan bahwa ibunya tiba-tiba terkena stroke dan dilarikan ke rumah sakit, posisinya saat ini sudah di IGD (Instalasi Gawat Darurat) Rumah Sakit Umum Teungku Chik Ditiro Sigli. Dari kantin rumah sakit aku langsung menuju ke IGD dan melihat kondisi ibu dari kawan ku yang menghubungi ku tadi.

Saat menuju ke Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Teungku Chik Ditiro untuk menjenguk ibu dari kawanku

Setelah beberapa saat, ibu dari kawanku segera di bawa ke Radiologi untuk dilakukan pemeriksaan CT Scan, hasil scanningnya menunjukkan bahwa di jaringan otaknya menunjukkan adanya kelainan yang mengindikasikan sudah mengalami stroke.

Setelah selesai pemeriksaan terhadap ibu kawan ku tersebut, aku melanjutkan pekerjaan di Radiologi sampai jam 4 lewat pekerjaan ku kelar semua. Aku segera pamit kepada beberapa teman ku yang shift sore dan menuju ke mobil untuk pulang ke rumah di Pidie Jaya. Tapi sebelumnya aku singgah di rumah famili ku yang meninggal beberapa hari yang lalu.

Bertemu dengan kedua uwak ku (kakak dari Ayah ku) di rumah famili yang meninggal

Di rumah famili ku, aku bertemu dengan uwak (bibi) yang merupakan kakak dari Ayah ku. Mereka masih menunjukkan energi dan semangat di usianya yang lanjut. Melihat kehadiran ku, mereka langsung menyapa dan menghampiri, aku pun menyalaminya seraya mencium tangan kanannya.

Setelah beberapa saat di rumah famili ku, aku pamit dan langsung pulang ke rumah. Tapi sebelum tiba di rumah, aku kembali harus mengendarai mobil sekitar 1 jam untuk tiba di rumah. Jam 6 sore aku sudah tiba di rumah dan beristirahat sebentar sambil menunggu waktunya sholat dan makan malam.

Di depan warung kopi TerminalTOR saat ingin menikmati secangkir kopi

Di waktu malam, aku menuju ke rumah tetangga ku dan juga kawan sekelas ku dulu waktu masih SMA, suaminya meninggal hari Sabtu yang lalu. Sudah menjadi sebuah tradisi di Aceh untuk takziah dan samadiah (berdoa) untuk Almarhum yang telah meninggal. Sekitar jam 9 malam aku ke warung kopi TerminalTOR, aku seperti kecanduan untuk menikmati secangkir kopi sebelum tidur.