Padang Ekspres, Media Intelektual Muda

in Indonesia3 years ago

WhatsApp Image 2020-11-27 at 11.44.54.jpeg

“Mulai dari Padang Ekspres,” kata senior pada kami anak muda di Jalan Blanti Barat VII, Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat. Kalimat pembuka ini adalah asal muasal komunitas penulis muda di Sumatera Barat. Dahulu, pemuda hanya bisa menulis di buku harian.

Bahkan, sebagai warganet muda, mereka menulis panjang di beranda media social. Tidak semua pemuda, ada juga beberapa orang yang bisa menembus kolom opini di padek. Tetapi, jumlah tayang tulisan pemuda itu tidak banyak. Bisa dikatakan, kalah banyak dari tetua yang sudah memiliki daftar nama sebagai penulis di Padek.

Akan tetapi, paradigm kolom opini di koran berubah sekitar periode 2010-an. Saat itu, Padek menjadi pembuka jalan. Beberapa anak muda mulai mendapatkan tempat di halaman ‘paling keren’ se-Sumatera Barat itu. Saat kolom opini dihiasi tulisan-tulisan mahasiswa.
Semakin hari, jumlah penulis muda bertambah. Beberapa diantara mereka bahkan mengisi kolom itu sebanyak tiga kali dalam seminggu. Bukan main. Lihat saja, beberapa penulis yang sering nimbrung di Padek, seperti Ikhsan Yosarie, Antoni Putra, Delly Ferdian, Arifky Chaniago, Alex Kaka, Helmi L. Febrinandez, Husen Haikal, Nabhan Aiqoni, dan banyak penulis muda lainnya.

Menguji Calon Penulis

Apakah menulis di Padek begitu mudah? Tidak juga. Saya sendiri butuh waktu satu tahun untuk bisa menembus kolom opini. Sekitar tahun 2014, saya cukup sering mengirim tulisan ke email Padek. Tetapi, tidak ada tulisan yang dimuat. Kalua tidak salah menghitung, 23 tulisan sudah mondar-mandir di email.

Pada suatu ketika, pada hari Rabu, tanggal 4 Februari 2015 adalah awal meraih ‘status’ penulis. Waktu itu, tulisan saya dengan judul ‘Hentikan Rivalitas Antar Institusi’. Tulisan ini mengawali beberapa tulisan. Dari kolom opini di Padek, saya memulai kehidupan dengan mengemban status penulis dan pemikir muda Sumatera Barat.

Jadi, ada beberapa prosedur standar untuk bisa menulis di kolom opini Padek. Syarat utama adalah kesabaran. Setiap orang mungkin memiliki keinginan untuk jadi penulis. Akan tetapi, apakah dia memang ingin menulis atau hanya sekedar ikutan menulis? Jawaban dari Padek adalah ketabahan.

Sebenarnya, bukan hanya Padek yang menguji calon penulis. Banyak media juga melakukan hal yang sama. Tim redaksi akan menunggu beberapa tulisan masuk. Lalu, pada tahapan tertentu, kolom opini dengan sendirinya memuat tulisan kita. Begitulah cara guru mendidik murid.

Sehingga, tidak ada jurus asal jadi, dadakan, atau aji mumpung. Hingga pada saatnya, kelompok penulis muda berkumpul dalam komunitas penulis. Pada kemudian hari, banyak ‘bengkel menulis’ atau pelatihan menulis yang melahirkan penulis-penulis muda.

Pertarungan Opini

Ruang yang dibuka Padek untuk penulis muda memberi ruang pergulatan pemikiran. Tidak jarang perbedaan pendapat berujung opini melawan opini. Bukan rekaya untuk membentuk dua sisi. Hanya saja, secara alami para penulis muda ini sudah menyiapkan opini yang beroposisi dari kebijakan pemerintah.

Dari pandangan pribadi, Padek cukup berhasil menghidupkan komunitas intelektual muda. Dari sejak dahulu, Sumatera Barat terkenal gudang inteltual bangsa. Tidak perlu menyebut nama para pemikir dari Sumatera Barat. Hamper semua pembaca mengenal tokoh-tokoh tersebut.

Dengan membuka ruang kolom opini, jalur pemuda menyampaikan kritik dan solusi kebijakan pemerintah adalah jalan yang benar. Sehingga, regenerasi intelektual Minangkabau terjaga. Bayangkan, beberapa penulis muda itu sudah bisa mengisi kolom-kolom koran nasional dan internasional. Semua itu berawal dari Padek.

Kabar burung yang sempat menyemangati para pemuda adalah soal nilai lebih dari hasil tulisan. Tentu saja, semua tulisan yang dimuat akan mendapatkan honor sesuai kebijakan Padek. Tambahannya, ada kabar bahwa penulis-penulis muda ini meraih nilai baik dari beberapa dosen.

Oleh karena itu, wajar saja ‘status’ penulis dari Padek merupakan posisi yang patut dibanggakan. Dapat honor, nilai yang baik dari dosen, dikenal oleh para senior dan pembaca Padek, sekaligus membanggakan orang tua. Kalua boleh mengutip promosi salah satu media televise, Padek memang beda!

Akhirnya, pada ulang tahun Padek yang ke-22 ini, bertepatan 25 Januari 2021, permintaan dan harapan tertumpu pada tim redaksi. Jangan menyerah dengan penjualan cetak. Tetap pada semangat menjaga intelektual Minangkabau. Semoga Padek tetap Berjaya dan menjadi media nomor satu di Sumatera Barat.

Coin Marketplace

STEEM 0.27
TRX 0.11
JST 0.030
BTC 68828.89
ETH 3759.62
USDT 1.00
SBD 3.43