Tuhan Maha Kaya dan Maha Memberi

Kemarin, seorang pelanggan saya curhat, ia berkeluh kesah, katanya akhir-akhir ini uang gaji bulanannya tak sampai tanggal 15 sudah ludes, ”peng kalagee oun krusoeng, hana le yum dan han teudoung sagai” (uang sudah seperti daun pisang kering, tak lagi berharga dan tak bisa bertahan lama), katanya sambil garuk-garuk kepala. Padahal ia seorang dosen di salah satu perguruan tinggi negeri di Lhokseumawe. Bisa dibayangkan, dia saja yang pegawai negeri begitu, apalagi tukang becak, petani, nelayan, pedagang kaki lima, atau pelapak kaki “maya” seperti saya?!

Ilustrasi (Foto: Pinjam dari facebook kawan, @fadhiledi)

Sedangkan Pemerintah terus saja mempropagandakan bahwa perekonomian semakin membaik, mega infrastruktur terus dibangun di sana-sini. Tapi harga-harga kebutuhan pokok terus melambung tinggi. Beras saja beberapa bulan yang lalu 1 sak 140 ribuan, beberapa hari yang lalu saya beli sudah 160 ribuan, belum lagi harga-harga bahan pokok yang lain. Ah! Kita harus percaya pemerintah atau realita yang terjadi di lapangan?

Harga SBD terakhir (Sumber: coingecko.com)

Buka Steemit, harga SBD pun lagi anjlok. Entah kenapa? Saya tak paham karena bukan ahlinya. Tapi yang ajibnya, walau harga SBD turun, saya tetap semangat melihat Stemians yang setiap harinya mendapatkan untung-beliung dengan reward yang bikin mata berbinar-binar, walau saya sendiri sering dapat nol koma. Tapi alhamdulillah, baru hampir 2 bulan bergabung, saya sudah dapat reward 6,313 SBD. Yah! Lumayan sekali, belum tentu saya dapat segitu (kalau dirupiahkan) jika saya masukin tulisan ke media, karena belum tentu dimuat..haha

Reward saya di Steemit selama 2 bulan terakhir, Alhamdulillah!

Setidaknya harapan itu masih ada meminjam istilah orang-orang lebay..Loh! Memang orang beriman itu mesti harus punya harapan selagi menganggap Tuhan itu ada. Tuhan maha kaya dan maha memberi dan maha menunjukkan jalan kepada hamba-hambaNya yang kebingungan mencari. Bagi jelata-jelata yang kurang beruntung di dunia nyata, bisa mencoba peruntungan di dunia maya salah satunya melalui platform Steemit ini.

Ngomong-ngomong soal Steemit, saya jadi ingat pelanggan saya yang curhat itu, saya tidak tau apakah dia sudah tau apa itu Steemit atau apakah sudah ada Steemian yang mengajaknya bergabung? Saya pikir mesti mengajaknya gabung Steemit. Karena selaku akademisi, dia sering menulis dan tulisannya sering dimuat di jurnal-jurnal internasional.

Akhirul ketik, sekian dulu cerita saya, besok saya lanjutkan kembali. Karena saya berikhtiar, setiap hari saya harus mengisi absen di Steemit yang meutuwah ini.

Salam,
@akukamaruzzaman