Celoteh Rakyat Plankton Kepada Elite Minnow

in #indonesia6 years ago (edited)

image

Ilustrasi rintihan "kareng" (dokumentasi pribadi)

Sahabat Steemians..

Saya sering membaca keluhan Steemians terkait dengan postingannya yang jarang diupvote para minnow. Lha, saya dulunya saat masih bereputasi plankton fakir (25) juga sering berkeluh kesah soal sepinya upvote, jangankan oleh minnow, sesama plankton fakirpun jarang diupvote. Padahal sudah berdarah-darah menulis dan rajin membaca sebagai bahan referensi menulis. Tak jarang saya menyindir-nyindir dengan tulisan satire, “Apakah kita harus menjilati minnow baru diupvote, Apakah kita mesti rajin ikut Steemit Meetup agar menuai upvote yang banyak?! Atau dengan mengemis-ngemis upvote dari para tajirin Steemit?!” dan kekesalan-kekesalan lain yang tersimpan di dada tapi tak semua saya tumpahkan di Steemit.

Tak jarang pula saya menulis kekesalan saya soal platform media sosial tetangga soal ketimpangan-ketimpangan di Steemit. Steemian lain yang hanya cuma posting selembar foto tapi ia kebanjiran SBD dari upvote Steemian tajirin dan planktorin. Sedangkan postingan saya, huhu...Kadang di situ membuat saya sedih. Saya hampir berpikir untuk “gantung sepatu” kalo istilah pemain bola.

Ilustrasi sedih Bang haji Rhoma foto

Nah tadi, saya baru saja membaca postingan kritis dari seorang sahabat saya, tapi saya tak mau menyebutkan namanya dan membahas konten postingannya di sini. Tapi inti yang saya tangkap adalah ia mengkritisi Steemit yang ia vonis telah mengubah seorang Steemian menjadi penjilat atau pengemis. Nah, itu saya pikir sahabat tadi salah alamat. Seharusnya yang ia kritik itu Steemian yang berprilaku atau bermental pengemis, atau silahkan ia melampiaskan kritikan untuk para kurator minnow jika mereka dianggap pilih-pilih (kasih) upvote, bukannya menyalahkan Steemit. Karena Steemit adalah sebagai wadah atau media sosial untuk mengembangkan bakat menulis, fotografi, seni, dan lain sebagainya, dengan balasan reward yang setimpal atau jikapun kosong upvote anggap saja belum rejeki. Dan dengan mengkritisi soal upvote itu sebenarnya kita sendiripun berharap upvote dan reward dengan cara “menggebrak”.

image

Steemian pehtemers @akukamaruzzaman (dokumentasi pribadi)

Untuk mendapatkan upvote dari minnow sebelumnya saya juga berpikir sama bahwa harus “menjilat”, “mengurut-ngurut” kurator minnow, KSI, Steemit, atau aplikasi pendukung Steemit seperti esteem, busy.org, zappl, atau lain-lain. Namun dugaan saya itu termentahkan kala saya beberapa kali mendapat upvote dengan reward lumayan yang tak terduga dari @hendrikdegrote, @pharesim, @liberosist, @curie, @meerkat, @thunderbird, @anwenbaumeister, @steem-id, dll. Padahal saya sebelumnya tidak follow dan kenal siapa mereka, saya juga tidak menulis dalam bahasa Inggris, dan saya tidak tau apakah para Steemians minnow itu mengerti tulisan saya atau tidak karena rata-rata mereka bukan Steemian Indonesia kecuali mungkin @steem-id, saya menduga dari Indonesia. Dan sejak itu reputasi saya lansung melesat..syuutt!

Untuk upvote kurator KSI atau pemilik aplikasi pendukung Steemit seperti @good-karma dan tim esteem, busy.org, (alhamdulilah sering diupvote) anggap saja karena mereka apresiasi konten (oleh Kurator KSI) dan balas budi pemakaian aplikasi. Jadi, tesis tentang jilat-menjilat untuk memancing upvote, tidak selamanya benar walau kadang itu memang realita yang terjadi di Steemit.

Hanya saran saya, tetaplah percaya diri dan terus menulis di platform Steemit. Soal upvote para minnow tinggal menunggu waktu. Akan ada di mana na hek, na hak (ada capek dan ada hak).

Sekian dulu...

Salam literasi,
@akukamaruzzaman


foto

Sort:  

Hi, I just followed you :-)
Follow back and we can help each other succeed! @hatu

Coin Marketplace

STEEM 0.18
TRX 0.16
JST 0.031
BTC 63376.09
ETH 2692.84
USDT 1.00
SBD 2.59