Young Man , the Savior of Aceh History Site
The young aceh dig up its history
The young Acehnese born in the 1980s and early 1990s, growing up as children and adolescents, were briefly trapped in armed conflict between the Indonesian government and the Free Aceh Movement (Gerakan Aceh Merdeka, GAM), until finally peace took place on the table The Helsinky, Finland negotiations in the context of the MoU (Memorandum of Understanding) in 2005.
They then grew up in a conflict between hope and despair when extraordinary political change changed Aceh's vision forever. ACEH peace without any conflict of war.
Yet it was almost unimaginable beforehand that Aceh's peace took place, making a tremendous impact on the freedom of young men in many ways without further conflict.
After Tsunami December 2004
The devastating disaster that struck parts of Aceh was devastated when the Tsunami struck as high as tens of meters. The period in which Aceh was at that time still in peace negotiations with the Government of Indonesia.
The deep sadness befall, the sad stories can no longer be in the story, the Aceh conflict thousands of lives hovering Tsunami hit Hundreds of Thousand lives in the quake 8.9 sr earthquake and in the sweep of human waves die back to His Rabb.
The time keeps turning, the year keeps changing Sadness is over. but now there is the other side, in an atmosphere that can not be avoided that, after war tobconflict and after tsunami runup to light veil of youth the youth is superb in her growing awareness of the soul of the most deep, as if they were on call, they are aware of when the eyes staring at the thousands of tombstones Ancient, beautifully sculpted neatly on each headstone written name and year and a moral message for gereration, among the younger generation to question the narration of Aceh's history which had been considered to be omitted, ruled out even seemingly covered.
With a perspective that is not only the younger generation to form a container to trace the history of his country "MAPESA" Humane Society Aceh History is also in the form of the young men who are now si headed by Mizuar Mahdi Al Asyi to name Mapesa now widely recognized by society even connect Automatic with the outside world that is the appreciation of Malaysia.
They rose by conscience, capitalized as it is, using simple tools, work without cost, without pay and without attention, but because of determination to assess the value of their historical value his ancestors spirit even rise when it appears Epigraph experts and archaeologists Tgk. Taqiatuddin graduate from Cairo together with Mapesa they continue to try to restore the self-esteem to Acheh. The emergence of the figure of Tgk. Taqiatuddin who also mastered several languages of other countries are able to unravel the mystery of who the owner belongs headstone, the expertise he is in reading the inscription is written on a tombstone sparked a passion Youth man to continue to explore the history of his achestors, and this affects the young man other youth to Join in explorer and expedition to rescue Ancient headstone full of moral messages.
They are great young men, because they are the hidden and buried burial of history.
Therefore we hope Unesco can preserve this historical site of this ancient tomb.
Indonesia
Pemuda Pemuda Hebat, sang Penyelamat Situs Sejarah Aceh
Sebahagian Anak-anak muda Aceh yang lahir pada dekade tahun 1980-an dan awal 1990-an, tumbuh sebagai anak-anak dan remaja, mereka sempat terjebak dalam konflik bersenjata Antara pemerintah Indonesia dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM), hingga akhirnya perdamaianpun terjadi di meja perundingan Helsinky, Finlandia dalam konteks MoU (Memorandum of Understanding) pada tahun 2005 silam.
Mereka kemudian tumbuh dalam konflik yang berkecamuk antara harapan dan putus asa ketika perubahan politik luar biasa mengubah pandangan Aceh untuk selama-lamanya. ACEH damai tanpa ada lagi konflik perang.
Namun hal itu nyaris tidak terbayangkan sebelumnya, bahwa perdamaian Aceh terjadi, membuat dampak luar biasa terhadap kebebasan para pemuda pemudi dalam berbagai hal tanpa ada lagi tekanan konflik.
Pasca Tsunami Desember 2004
Musibah dahsyat yang menghantam sebahagian wilayah Aceh ini diporak poranda saat terjangan Tsunami setinggi puluhan meter. Masa di mana Aceh pada saat itu masih dalam perundingan perdamaian dengan Pemerintah Indonesia.
Kesedihan yang amat dalampun menimpa, berbagai kisah pilu tak dapat lagi di cerita, konflik Aceh ribuan nyawa melayang Tsunami menerjang Ratusan Ribu nyawa di guncang gempa 8,9 sr dan di telan ombak manusia mati kembali kepada Rabb-Nya.
Masa terus berputar, tahun terus berganti Kesedihan kian berlalu. namun kini ada sisi lain, dalam atmosfir yang tidak bisa dihindari itu, pasca konflik perang dan pasca Tsunami menerjang tersingkap tabir dari pemuda pemuda hebat dalam dirinya tumbuh kesadaran dari jiwa yang paling dalam, mereka seakan di panggil, mereka sadar tatkala mata menatap ribuan batu nisan kuno yang sangat cantik, indah terpahat rapi pada setiap nisan tertulis nama dan tahun serta pesan moral untuk gererasi, di kalangan generasi mudanya untuk mempertanyakan narasi sejarah Aceh yang selama ini dianggap dihilangkan, dikesampingkan bahkan terkesan ditutupi.
Dengan cara pandang yang tidak tunggal, generasi muda membentuk sebuah wadah untuk mencari jejak sejarah negerinya "MAPESA" Masyarakat Pecinta Sejarah Aceh ini pun di bentuk oleh beberapa pemuda yang kini si ketuai oleh Mizuar Mahdi Al Asy hingga nama Mapesa kini dikenal luas oleh masyarakat bahkan terhubung otomatis dengan dunia luar yakni apresiasi dari Malaysia.
Mereka bangkit dengan hati nurani, bermodal apa adanya, menggunakan alat sederhana, bekerja tanpa biaya, tanpa gaji dan tanpa perhatian, namun karena tekad mengkaji nilai nilai sejarah lelulurnya semangat mereka semakin bangkit ketika muncul ahli Epigraf dan Arkeolog lulusan Cairo Tgk. Taqiatuddin bersama Mapesa mereka terus mencoba mengembalikan harga diri ke-Acehan. Kemunculan sosok Tgk Taqiatuddin yang juga menguasai beberapa bahasa negara lain ini mampu menguak misteri siapa empunya milik Nisan ini, keahlian beliau dalam membaca inskripsi yang tertulis pada batu nisan memicu semangat Pemuda pemuda untuk terus menggali sejarah indatunya, dan hal ini berefek kepada pemuda pemuda lain untuk bergabung dalam explorer dan expedisi penyelamatan Nisan Kuno yang penuh pesan moral tersebut.
Mereka adalah pemuda pemuda hebat, pemuda yanpa bauaran dan gaji, karena merekalah tabir sejarah yang terkubur dan terpendam terkuak.
#ilove Aceh
Oleh karena itu kami berharap UnESCO dapat melestarikan situs sejarah makam kuno ini.
Kita salut sama semangat anak muda Aceh, yang masih mau peduli sama sejarah bangsa nya sendiri, dimana hampir kebanyakan anak muda, mereka tidak suka dengan hal-hal yg berbau sejarah.
Jika melihat kondisi kekinian, anak muda sibuk dengan media sosial (dunia Maya), tanpa mau peduli sama kondisi sosial dan sejarah peradaban, para Indatu terdahulu ..
Terima kasih @abunagaya yang telah menulis dengan apik dan sistematis soal semangat anak muda Aceh.. semoga bisa menjadi inspirasi bagi anak muda Aceh lainnya, seperti anak muda Aceh yaitu @edifadhil dengan semangat membantu masyarakat yg membtuhkan...
Dan juga semangat anak muda inspirasi lainnya @nazarashy, yang menjadi Youngjae leader bagi kawan-kawan HMI di Aceh Utara dan Lhokseumawe ..
Serta @zulfhadliekawom dengan tulisan-tulisan yg memohon dengan tokoh tulisannya Syarkawi ...anak muda hebat seperti mereka harus selalu menjadi anak muda hebat ..
Salam KSI
@iskandarpcc
Saya melihat semangat mereka dalam mengembalikan ke Acehannya. Pemuda pemuda hebat yang peduli akan sejarah.. semoga terus memotivasi pemuda pemuda lainnya dalam menggali sejarah indatunya.. terima kasih atas komentarnya @iskandarpcc
nice post @abunagaya
Like my all posts
Salam bg @abunagaya. Memang luar biasa semangat dari tgk taqiyuddin dank kawan-kawan dalam menjaga khazanah sejarah Aceh. Kita semua selaku kaum mudq harus memiliki semangat yang sama walau di jalur berbeda untuk menjaga sejarah Aceh tetap membumi.
Ada bg @zulfadhliekawom yang eksis juga dalam bidang adat dan budaya. Juga bg @iskandarpcc melalui YG nya juga memberikan support kepada penelusuran tentang budaya.
@usamanosama @safwaninisam @munawir91 @jamalgayoni @edifadhil @doktormuslem dan kita semua juga harus punya semangat lebih dalam menjaga kelestarian budaya dan adat aceh.
Salam KSI
Meusyen @nazarashy
Benar sekali bung @nazarashy ... Kita harus banyak berterima kasih ... Kepada Tgk Taqiyuddin yg telah membuka berbagai literatur sejarah dan peradaban melalui batu nisan raja-raja Aceh ..
Dan hadirnya tokoh Adata seperti @zulfhadliekawom dan banyak lagi, kawan-kawan pegiat budaya yg tdk bisa kita sebut satu persatu ...
@abunagaya telah menulis ini .. dan semoga ada tulisan lainnya, yang lebih banyak dan lebih mantap ... Terus berkarya ..
Salam KSI
@iskandarpcc