Antisipasi Angka kelahiran yang menurun.

Gambar oleh StockSnap dari Pixabay

Angka kelahiran di Jepang, yang telah menurun drastis selama bertahun-tahun dan baru-baru ini mencapai rekor terendah, telah mendorong pemerintah untuk menambah kreativitas dalam kampanyenya untuk mendorong generasi muda menikah dan memulai sebuah keluarga. Mereka telah meluncurkan aplikasi seluler dengan fungsi khusus untuk memudahkan orang berkencan.

Di aplikasi dan situs webnya, pengguna harus 'lajang' dan berusia di atas 18 tahun, dengan keinginan untuk menikah dan menikah, baik mereka tinggal atau bekerja di kota Tokyo. Pengguna akan diminta untuk mengatur ciri-ciri yang ingin ditemukan pada pasangan hidupnya.
Dalam aplikasi tersebut, yang memiliki berbagai aspek, juga mencantumkan langkah-langkah lain dari pemerintah untuk membantu pasangan, seperti memberikan informasi tentang menyeimbangkan pekerjaan dan kehidupan pernikahan, membesarkan anak, memberikan dukungan perumahan, mengajari laki-laki bagaimana berpartisipasi dalam pekerjaan dan tugas rumah tangga, membesarkan anak-anak, dan memberikan nasihat tentang pekerjaan dan pekerjaan.

Selain menurunnya angka kesuburan di Jepang, angka perceraian juga meningkat sehingga menimbulkan kekhawatiran bagi pemerintah negara tersebut.
Pengujian aplikasi ini telah menarik perhatian banyak orang, termasuk orang terkaya di dunia, pemilik jaringan X, dan mobil listrik Tesla, Elon Musk, yang menulis berikut ini di X: "Saya senang pemerintah Jepang menyadari pentingnya masalah ini. Jika tindakan drastis tidak diambil, Jepang dan banyak negara lainnya akan lenyap.